Daerah

Mahasiswa Islam Tak Boleh Terjebak dengan Ketergantungan Penggunaan Gawai

Ahad, 12 Januari 2020 | 13:30 WIB

Mahasiswa Islam Tak Boleh Terjebak dengan Ketergantungan Penggunaan Gawai

Direktur Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, Prof. Arzkal Salim saat menyampaikan orasi ilmiah di wisuda mahasiswa Universitas KH A Wahab Hasbullah (Unwaha) Tambakberas, Jombang. (Foto: NU Online/Syarif Abdurrahman)

Jombang, NU Online
Direktur Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, Prof. Arzkal Salim meminta mahasiswa-mahasiswi Islam untuk tidak terus-terusan terjebak pada gadget atau gawai dan melakukan hal tidak bermanfaat buat kehidupan.
 
Pesan ini disampaikannya saat mengisi orasi ilmiah dalam wisuda mahasiswa Universitas KH A Wahab Hasbullah (Unwaha) Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (10/1). Orasi ilmiah yang ia sampaikan bertema "Peran dan tantangan alumni Perguruan Tinggi berbasis pesantren menghadapi disrupsi di era industri 4.0". 
 
"Jangan terjerat dalam jebakan algoritma big data dari artificial intelligent di mana saat ini generasi muda tidak bisa lepas dari penggunaan gadget," jelasnya.
 
Keasyikan bermain gadget bila tidak diatur dengan baik akan membuat seorang mahasiswa tidak kreatif dan suka malas-malasan. Karena banyak waktu yang dihabisi di depan gadget untuk hal tidak bermanfaat.
 
Diperlukan bagi mahasiswa-mahasiswi Islam untuk fokus pada pengembangan diri dan angan merasa puas dengan telah menyelesaikan strata 1. 
 
Menurut Arzkal, Kementerian Agama RI telah menyediakan beasiswa 5000 doktor, beasiswa Magister lanjut Doktor dengan rentang waktu 4,5 tahun, beasiswa bagi lulusan strata satu yang berusia di bawah 25 tahun. 
 
"Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk lulusan Unwaha," tambahnya.
 
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) saat ini ada sekitar 700 PTKI, tidak sebanyak madrasah. Jumlah ini bisa menjadi tantangannya kompleks, mulai dari kelembagaan hingga kemahasiswaan, terlebih jika dikaitkan dengan globalisasi dan teknologi informasi.
 
Tantangan pengembangan PTKI ke depan sangat kompleks. Untuk itu, Arzkal berharap bisa menjalin kerja sama yang baik dengan berbagai pihak dalam rangka mewujudkan pendidikan Islam go internasional.
 
“Nawa cita Pak Jokowi berupa daya saing termasuk di dalamnya PTKI, salah satunya bisa diwujudkan dengan mengantarkan para lulusan PTKI dapat diterima di pasar global dan juga tentu para dosennya,” tandasnya.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin