Daerah

Mahasiswa Unusia Ajak Ibu-ibu Belajar Kerajinan Tangan

Kam, 29 Agustus 2019 | 07:00 WIB

Mahasiswa Unusia Ajak Ibu-ibu Belajar Kerajinan Tangan

Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) di Desa Ligarmukti, Kecamatan Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat mengajak kaum ibu desa tersebut belajar membuat kerajinan tangan. (Kendi Setiawan/ NU Online)

Bogor, NU Online
Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) di Desa Ligarmukti, Kecamatan Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat mengajak kaum ibu desa tersebut belajar membuat kerajinan tangan.

Muftia, salah satu peserta KKN Unusia di Ligarmukti mengatakan, ada dua jenis pelatihan kerajinan tangan yang diberikan. Kedua pelatihan tersebut adalah membuat keset dari kain bekas, membuat buket bunga dan bros dengan kain flannel.

“Kami mengajak ibu-ibu yang sedang mengantar anak mereka sekolah PAUD (pendidikan anak usia dini) untuk belajar bersama membuat kerajinan tangan. Ada dua PAUD di Desa Ligarmukti yang kami libatkan,” kata Muftia, Kamis (29/8) pagi.

Pelatihan kerajinan tangan dilaksanakan sebanyak delapan kali di dua PAUD, yakni PAUD Jaya Asih dan PAUD Al-Patani. “Untuk pelatihan membuat keset, kami memanfaatkan kain-kain bekas yang sudah dipakai lagi. Kain kemudian dipotong memanjang, kemudian dibentuk menjadi tali seperti dikepang. Kepangan ini kami jahit dengan pola melingkar,” ujar Mauhibatul Hasanah, pemateri pada pelatihan tersebut.

Menanggapi antusiasme peserta, kata Hibah, panggilan akrabnya, pelatihan dilakukan selama beberapa kali dari target awal yang hanya satu kali pelatihan. “Alhamdulillah, ibu-ibu peserta juga semangat membuat kerajinan tangan keset dari kain bekas ini. Terbukti mereka mengikuti semua sesi dengan semangat. Pelatihannya kami adakan dengan santai,” kata Hibah.

Sementara itu, Indriyani, pelatih pelatihan membuat buket bunga dan bros dari kain flannel, mengatakan bahwa proses latihan berjalan dengan baik. “Di PAUD Jaya Asih pelatihan dilakukan lima kali. Bahkan kami haru memberikan tambahan waktu karena banyak peserta yang meminta waktu latihan lagi. Sehingga kerajinan yang dihasilkan lebih bervariasi,” kata Indri.

Pengamatan NU Online, gadis asal Brebes yang sering mendapat pesanan buket bunga untuk acara seperti lamaran ini, dengan telaten memberikan pengalamannya.

Sebagai lanjutan pembekalan kepada ibu-ibu peserta pelatihan kerajinan tangan, kelompok KKN kemudian memberikan pelatihan penjualan online. Sesi ini dilakukan satu kali, juga dengan antusiasme para peserta pelatihan.

“Tidak hanya keterampilan membuat produknya tapi juga bagaimana membuat promosi melalui internet,” kata Muftia.

Menurut Muftia, kendala penjualan online di Ligarmukti justru ada pada ketiadaan sinyal internet. Namun dirinya berharap, para peserta dapat memanfaatkan jaringan internet milik desa untuk memaksimalkan penjualan. 

Selain itu, jarak desa yang tidak jauh dari pusat kota seperti Cileungsi dan Klapanunggal, menjadi peluang pengembangan penjualan online. Sehingga, tidak menutup kemungkinan jika berhasil mengembangkan, warga desa dapat memiliki produk kerajinan tangan andalan.

“Di samping itu, Ligarmukti kan punya objek wisata pemandian mata air Sodong. Jadi bisa dipasarkan di lokasi wisata. Karena kelompok kami juga membantu produksi film dokumenter yang berisi promosi wisata Sodong ini,” kata Muftia.

Kelompok KKN Unusia di Desa Ligamukti terdiri dari 14 mahasiswa dari berbagai program studi seperti Akuntansi, Pendidikan Guru PAUD, Psikologi, Sosiologi, dan Sistem Informasi. Program KKN Unusia dimulai 27 Juli 2019 dan berakhir 30 Agustus 2019.

Rektor Unusia H M Maksum Mahfoedz saat pemberangkatan KKN Unusia akhir Juli 2019 lalu menekankan, dalam program KKN sangat penting adanya kerja sama antaranggota dan juga kerja sama peserta KKN dengan pemangku kepentingan di lokasi KKN.

Sebagaimana diketahui, KKN Unusia 2019 tersebar di sejumlah lokasi seperti Tambun Bekasi, Sukamakmur di perbatasan Cianjur-Bogor, Rumpin.

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Muchlishon