Daerah

Masa Tanggap Darurat Bencana Gempa Sumedang, LPBINU dan Banser Turun ke Lapangan

Sel, 2 Januari 2024 | 20:00 WIB

Masa Tanggap Darurat Bencana Gempa Sumedang, LPBINU dan Banser Turun ke Lapangan

Anggota Tim NU Peduli dari LPBINU Sumedang menemui korban gempa Sumedang, Jawa Barat. (Foto: dok. LPBINU Sumedang)

Jakarta, NU Online

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang menetapkan status tanggap darurat bencana pasca gempa bumi dengan magnitudo 4,8 yang terjadi pada malam pergantian tahun, Ahad (31/12/2023) malam. Dalam Keputusan Bupati Sumedang Nomor 1 Tahun 2024 itu, dijelaskan masa tanggap darurat gempa bumi Sumedang diperlakukan selama satu pekan, dari tanggal 1 Januari-7 Januari 2024.


"Untuk sementara sesuai dengan keputusan Pj Bupati Sumedang, tanggap darurat itu mulai dari tanggal 1 sampai 7 Januari, satu minggu, melihat situasi dan kondisi," ujar Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Kabupaten Sumedang, Hendri Rohman kepada NU Online, Selasa (2/1/2024).


Ia menjelaskan tanggap darurat diperpanjang atau tidak, tergantung situasi dan kondisi di lapangan seperti apa, mengingat gempa susulan masih berjalan. 


"Seperti malam tadi kan setengah sembilan malam, barusan setengah tiga ada juga gempa susulan," imbuhnya.


Hendri memastikan bahwa sejak Senin (1/1/2024) kemarin, Banser Tanggap Bencana (Bagana) sudah turun ke lapangan. Ia juga mengatakan, pihaknya sudah membuat posko NU Peduli Bencana di Sumedang. 


"Kita kemarin membuat posko NU peduli, dan teman-teman dari Bagana dari Banser sudah mulai bergerak, mulai ikut bersama, termasuk kita dari LPBI. Kita survei ke lapangan, kita mengondisikan penggalangan donasi yang akan diberikan kepada penyintas bencana," ungkapnya.


"Kita juga nanti akan ngobrol sama tim, mudah-mudahan kita bisa langsung membantu, khususnya yang rumahnya mengalami kerusakan, jika memerlukan tenaga dari kita, kita siap untuk bergabung," imbuh Hendri.


Hendri mengungkapkan sampai Senin, 1 Januari 2024 pukul 00.00, total rumah terdampak 312, tersebar di lima kecamatan se-Kabupaten Sumedang yakni Kecamatan Sumedang Selatan, meliputi Kelurahan Kotakulon, Kelurahan Cipameungpeuk. Lalu Kecamatan Tanjung Medar, di Desa Sukatani. Kemudian Kecamatan Sumedang Utara meliputi Desa Rancamulya, Desa Padasuka, Kelurahan Kotakeler, Desa Margamukti, Kelurahan Talun, Desa Kebon Jati, Desa Mulyasari.


Selanjutnya Kecamatan Cimalaka, di Desa Cimuja. Kemudian Kecamatan Tanjungkerta, meliputi Desa Banyuasih, Desa Cigentur, Desa Cipanas, Desa Guntur Mekar, Desa Kertamekar Desa Mulyamekar, Desa Sukamantri, Desa Kertaraharja, Desa Tanjungmekar. Pendataan pun masih terus dilakukan.


"Rumah ibadah juga ada yang terdampak, ada rumah ibadah yang retak-retak. Sekarang sudah diantisipasi. Menurut informasi dari BPBD untuk Sumedang alhamdulillah tidak ada korban jiwa, mungkin hanya luka-luka yang terkena reruntuhan bangunan jatuh. Jadi tidak ada korban jiwa," teragnya.


Ia menceritakan gempa yang terjadi pada malam tahun baru sangat terasa guncangannya, bahkan ada dua rumah sakit yang terkena dampaknya, yakni RSUD Sumedang dan RS Pakuwon.


"Sebagian pasiennya dikeluarkan di tenda, kemarin pas kejadian malam tahun baru, paginya ada yang di tenda pasiennya. Cuman saya cek barusan yang di tenda itu sudah dimasukan ke dalam ruangan," terangnya.