Daerah

Nadhaman Asmaul Husna Dulu, Baru Memulai Pelajaran

Kam, 3 Januari 2013 | 04:01 WIB

Kudus, NU Online
Nadhoman Asmaul Husna dibaca di madrasah-madrasah NU di Kudus mulai dari tingkat TK/TPQ, MI, Mts hingga MA/SMA NU.

<>Sebelum jam pelajaran pertama dimulai, semua siswa-siswi membaca bersama-sama di ruangan kelas masing-masing dengan pimpinan guru maupun siswa sendiri.

Bahkan dari kebiasaan itu, mereka termasuk anak-anak  tingkat TK sudah hafal seluruh syair dalam nadhoman Asmaul Husna 

Bismillahi bada’na # wal hamdu lirabbina/ wassholatu wassalam #’alannabi habibina// Ya allahu ya rabbana#anta maqshuuduna/ridhoka mathlubuna# dunyaana Wa ukhrona/ Ya rahmanu ya rahiim # ya Maliku Ya quddusu/Ya salamu ya mu’min#Ya muhaiminu Ya Aziz / ...//

Demikian beberapa kutipan  Nadhaman Asma’ul Husna ciptaan H. Amdjad al Hafizh, dosen Universitas Wahid Hasyim Samarang,.yang berkumandang pada forum-forum pengajian dan lembaga pendidikan seperti madrasah-madrasah setiap waktu.

Kepala MI NU Al Huda Padurenan Gebog Kudus Mustahal mengatakan, tradisi membaca Asmaul Husna sebagai spirit bagi anak didik dan guru untuk  lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

“Bacaan asmaul Husna ini juga untuk menumbuhkan semangat spirit dan karakter anak didik mengenal dan mengangungkan Asma Allah,” katanya kepada NU Online, Rabu (2/1).

Selain syairnya berisi berisi Asma Allah, Ia menilai nadhoman ini terdapat do’a-do’a yang sudah mencakup keseluruhan  (murakkab). Begitu juga, sangat mempermudah pelafalan dan penghafalan bagi siapapun yang membacanya. 

“Sebelum ada nadhoman ini, kita sangat sulit melafalkan dan menghafalkan Asmaul Husna.” terang Gus Musta, sapaan akrabnya 

Pernyataan senada juga disampaikan Kepala MINU Basyirul Anam Jati Wetan Noor Yadi. Menurutnya, membaca Asmaul Husna ini sebagai implementasi ayat Al Qur’an surat al’araf ayat 180 dan Hadits Nabi yang diriwiyatkan Imam Turmudzi.

“Dalam ayat tersebut disebutkan, Allah mempunyai asmaul Husna maka berdoalah kamu semua kepadanya dengan menggunakan Asmaul Husna,” jelas Noor Yadi mengutip sebuah ayat tersebut.

Yadi menilai Nadhaman ini sangat cepat popular dan dibaca semua kalangan dikarenakan sangat ikhlasnya sang penulisnya  yakni Drs H. Amdjad Al Hafizh. 

“Semua kalangan bisa dengan mudah melafalkan dan menghafalkannya. Tidak hanya kalangan warga atau pelajar NU saja  tapi semua orang termasuk pejabat dinas pemerintahan lainnya membacanya.” tambahnya.

Guru MA Miftahul Falah Piji Dawe Agung Riyanto menyatakan nadhoman ini mempunyai nilai seni yang indah dan nilai kekompakan ketika dibaca secara bersama.  

“Yang paling penting adalah Manfaat dalam membaca asmaul Husna,menguatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah sang pencipta semua alam, " tandasnya.

Nadham asma-ul Husna ciptaan H Amdjad ini yang sudah popular sejak tahun 2000-an, mulai terkenal lewat sosialisasi melalui para  mahasiswa Unwahas Semarang. Mereka menyebarkan karya dosen Unwahas ini sampai ke pelosok pedesaan di forum-forum pengajian dan lembaga pendidikan.



Redaktur     : A. Khoirul Anam
Kontributor :  Qomarul Adib