Daerah

Nahdliyin Soloraya Prihatin Fenomena Ustadz Artis

NU Online  ·  Selasa, 1 April 2014 | 01:05 WIB

Solo, NU Online
Fenomena “ustadz artis” yang banyak bermunculan di media massa, menjadi keprihatinan bagi sebagian kalangan Nahdliyin di Soloraya. Sebutan ulama, ustadz, dan kiai semestinya juga disematkan bukan pada mereka yang hanya sekadar mencari kepopuleran, dan bahkan keuntungan dunia semata.
<>
“Seorang ulama, tidak dibenarkan hanya berorientasi mencari jamaah. Jika itu dilakukan dikhawatirkan hanya akan mencari keuntungan material dan tergoda dengan hiruk pikuk kemewahan duniawi,” kata salah satu pengurus Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sukoharjo, Ahmad Hafidh, Jumat (28/3).

Menurutnya, justru layak disebut ulama yakni mereka yang meskipun jamaahnya sedikit tapi bermanfaat untuk lingkungan dan pemikiran bermanfaat untuk kemaslahatan umat.

Senada dengan pendapat di atas, Mohd. Harisudin, salah satu anggota PCNU Kota Surakarta menambahkan ulama bukanlah seseorang yang sibuk mencari massa atau jamaah, lebih-lebih mencari materi keduniaan.

“Seandainya dia mendapat materi, itu bukan karena fokus mencari materi itu tapi datang lewat takdir Allah melalui orang-orang itu,” terang dosen Fakultas Pertanian UNS itu.

Ia mencontohkan, di dunia thariqah para ulama justru tidak terlalu suka dielu-elukan. Mereka lebih suka dianggap sebagai manusia biasa. Untuk mengurangi pengultusan, para ulama kadang sengaja menjalani aktivitas seperti orang pada umumnya.

“Ada ketakutan di kalangan mereka jika terlalu dilebih-lebihkan akan mengurangi kadar keimanan,” tuturnya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)