Daerah

Naik Getek, Perjuangan Ibu-ibu Ikuti Pengajian Muslimat NU di Lampung Timur

Sel, 28 Januari 2020 | 12:00 WIB

Naik Getek, Perjuangan Ibu-ibu Ikuti Pengajian Muslimat NU di Lampung Timur

Tangkapan layar video Ibu-ibu Muslimat NU menyerang sungai dengan rakit untuk mengikuti pengajian.

Lampung Timur, NU Online
Semangat ibu-ibu Muslimat NU di Sekampung Udik, Lampung Timur, Provinsi Lampung dalam mengikuti pengajian tak pernah surut. Seperti pada Ahad (26/1), walau harus menyeberangi sungai hanya dengan rakit dari bambu, mereka tetap menghadiri acara pengajian tersebut.
 
Seperti diceritakan Munawaroh, Ketua Muslimat PAC Sekampung Udik, Selasa (28/1). Ia berangkat dari rumahnya di Wisma Gunung Sugih Besar Blok D Nomor 04 Desa Gunging Sugih Besar, Kecamatan Sekampung. Ia dan romobongan mengendarai truk untuk sampai ke pinggir Sungai Sekampung yang akan menyeberangkan mereka ke dusun sebelah.
 
"Tepatnya ke lokasi pengajian yaitu Dusun Enam Sinar Menanga Desa Gunung Agung Kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur. Kami berangkat pagi-pagi sekitar pukul 08.00 WIB," katanya.
 
Munawaroh menceritakan,​​​​​​​ sebenarnya ada jembatan yang menghubungkan antara dua dusun tersebut. Namun, jembatan itu tertelan tingginya air sungai yang semakin hari semakin meninggi.

Ia mengatakan bahwa untuk sampai ke dusun seberang memakan waktu tujuh menit. "Kami berangkat bersama kurang lebih 1300 jamaah pengajian dari dusun kami dan semua menggunakan rakit atau gethek. Satu gethek mampu mengangkut 20 orang," kisahnya.
 
Dalam perjalanan tersebut, ada cerita yang mengharukan. Biasanya yang paling semangat untuk ikut pengajian adalah ibu-ibu Muslimat yang sudah sepuh (tua).
 
"Sebenarnya kami (pengurus) hanya mengawal para ibu-ibu sepuh saja untuk ikut pengajian. Tapi disamping itu juga kami rangkul yang muda-muda untuk bergabung bersama Muslimat NU. Dan, ternyata para mudi-mudi sangat semangat ikut bergerak di Muslimat NU," paparnya.
 
Cerita yang mengharukan lagi ketika mereka akan menyeberangi Sungai Sekampung tersebut harus mengantre. Meski ada Banser yang siap siaga mengawal di penyebrangan, namun banyaknya ibu-ibu yang akan menaiki rakit tersebut menjadi sangat.
 
Di antara mereka ada yang memaksa untuk cepat-cepat naik rakit, padahal rakit sudah mencapai 20 orang dan sudah penuh. Sontak antara Banser dan ibu-ibu Muslimat NU terjadi cekcok yang ramai.
 
"Ibu, saya dosa kalau membiarkan Ibu menyeberang dalam bahaya, seloroh salah satu anggota Banser yang sudah bingung dengan tingkah ibu-ibu yang ingin cepat-cepat sampai kedusun seberang. Anehnya ibu-ibu tetap saja ramai. Tetapi anggota Banser tetap berhasil mengamankannya," tutur Munawaroh.
 
Tak hanya itu, Munawaroh juga mengatakan kurang lebih ada 1300 jamaah Muslimat NU semuanya naik rakit. Namun, ada juga yang kembali lagi ke rumahnya karena takut dengan genangan air yang tinggi dan konon disungai tersebut ada buayanya.
 
"Kanan kiri Sungai Sekampung adalah kebun sawit dan saat itu yang terlihat adalah pucuk pohon sawitnya saja. Kebanyakan ibu-ibu yang sudah tua yang kembali lagi," imbuhnya.
  
Pengajian yang diikuti tersebut merupakan pengajian rutin yang sudah berjalan sebanyak ratusan kali selama 20 tahun. Pengajian ini merupakan pengajian rutinan 35 hari sekali.
 
Pada Ahad pagi itu, pengajian selapan diisi oleh KH Anwar Fuadi dari Kecamatan Sekampung, Lampung. Para pejabat desa dan kecamatan pun turut menghadiri pengajian tersebut.
 
"Kepala Desa Gunung Agung pun turut menaiki rakit seperti kami demi menghadiri pengajian selapanan tersebut," pungkasnya.
 
 
Kontributor: Siti Aisyah
Editor: Kendi Setiawan