Daerah

NU Jateng Bangun Pesantren di Dekat Kampus Unnes Semarang‎

Ahad, 30 Agustus 2020 | 02:30 WIB

NU Jateng Bangun Pesantren di Dekat Kampus Unnes Semarang‎

Rais PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidullah Shodaqoh (berdiri) (Foto: NU Online/Mukhamad Zulfa)

Semarang, NU Online 
Keresahan orang tua tak hanya pada anak yang masih usia sekolah. Ternyata kegelisahan itu muncul hingga duduk di bangku kampus perguruan tinggi. Hal ini disambut baik pengurus wilayah nahdlatul ulama Jawa Tengah dengan mendirikan pesantren mahasiswa berdekatan dengan kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes).

 

Ketua panitia pembangunan pondok, H Fauzi menjelaskan, bermula dari wakaf tanah bersama terkumpul dana sebesar Rp1,4 miliar untuk membeli lahan seluas 3.800 m2.  

 

"Pembangunan ini juga merupakan amanah Muskerwil di Temanggung pada Januari tahun lalu. Rencana pembangunan akan berjalan selama 1 tahun ke depan dengan menelan biaya total sebesar Rp14 Miliar," ungkapnya usai peletakan batu pertama kepada NU Online, Sabtu (29/8). 

 

Dikatakan, komplek pesantren mahasiswa NU akan dibangun gedung santri dan putra dan putri, aula, gazebo, dan kantor sekretariat. Latar belakang pendirian pesantren ini juga sebagai tongkat estafet untuk menjaga ahlussunnah wal jamaah an-nahdliyah.

 

"Pesantren ini bernama Pesantren NU Jawa Tengah. Dalam rancangannya mampu menampung 1.000 santri, 500 putra dan 500 putri," jelasnya. 

 

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah HM Muzammil mengatakan, apa yang sedang dilakukan NU Jateng membangun pesantren mahasiswa NU adalah untuk meneruskan perjuangan para muassis NU.

 

"Para masyayikh kita telah banyak memberikan sumbangsih masyarakat bangsa dan negara. Kita meneruskan para masyayikh sebelumnya khususnya para muassis NU," terangnya.

 

Rais PWNU Jateng, KH. Ubaidullah Shodaqoh menerangkan mengapa memilih lokasi 2 km dari Unnes, sebagai bagian ikhtiar untuk ikut menjaga akidah dan tradisi aswaja an-nahdliyah calon-calon guru masa depan.

 

''Orang yang bercita-cita jadi guru adalah orang daerah. Mereka ini adalah pahlawan tanpa tanda jasa," tambah Mbah Ubed.

 

Di sisi lain lanjutnya, guru juga sebagai ideolog terbaik dalam menyebarkan paham-paham di sekolahan-sekolahan. "Jangan sampai guru-guru kita di masa mendatang malah menjadi penyebar ideologi selain aswaja an-nahdliyah," tandasnya.

 

Hadir Mudir Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (Jatman) Habib Umar Muthohar mendoakan pembangunan pesantren dan ikut meletakkan batu pertama proses pembangunan ini. Hadir pula Sekda Kota Semarang, Rektor Unwahas, dan Sekretaris PCNU kota Semarang. 

 

Kontributor: Mukhamad Zulfa
Editor: Abdul Muiz