Daerah

NU Jatim: Gunakan Markas Besar Oelama untuk Penguatan Perjuangan

Sab, 16 November 2019 | 23:30 WIB

NU Jatim: Gunakan Markas Besar Oelama untuk Penguatan Perjuangan

Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar (memegang mik) saat peresmian gedung Maskas Besar Oelama (MBO) di Sidoarjo. (Foto: NU Online/Dosy)

Sidoarjo, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar, Sabtu (16/11) malam meresmikan gedung Markas Besar Oelama (MBO). Lokasinya di Jalan Satria No 181 RT 17 RW 03 Kedungrejo, Waru, Sidoarjo. 
 
Peresmian gedung MBO yang ditandai dengan pemasangan papan nama disaksikan oleh ratusan warga NU atau nahdliyin Sidoarjo dan Surabaya, juga jajaran PWNU, serta utusan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Jawa Timur.
 
Di hadapan undangan yang hadir, KH Marzuki Mustamar mengatakan bahwa keberadaan MBO sebagai tempat bersejarah. Demikian pula untuk sampai seperti sekarang dengan diresmikan memerlukan sejumlah proses resmi.
 
“Dan tempat ini membutuhkan proses legal guna mendapat sertifikat resmi atas nama badan hukum NU dan mohon doanya semoga prosesnya segera selesai,” harap Kiai Marzuki.
 
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Kota Malang tersebut, keberadaan MBO hendaknya nanti dapat dimanfaatkan untuk aneka kegiatan dan dimanfaatkan secara penuh bagi kepentingan jamiyah.
 
Menurutnya, dengan peresmian gedung MBO, dalam pemanfaatannya nanti bisa digunakan dengan nuansa perjuangan. Proses kaderisasi organisasi dan hal lain terkait penguatan spiritualitas dapat dipusatkan di gedung ini.
 
“Seperti pelatihan kader NU, disertai dengan acara pemberian ijazah doa, serta untuk literasi sejarah perjuangan ulama bagi generasi muda,” terangnya.
 
Demikian pentingnya keberadaan bangunan, Kiai Marzuki kembali mengingatkan bahwa keberadaan gedung bersejarah sangatlah penting. Pada saat yang sama, kian mengukuhkan rasa cinta terhadap tanah air. 
 
“Menurut saya, ketika kader-kader NU melakukan kegiatan yang membutuhkan penguatan spiritual, di sinilah tempatnya. Yang penting, dimanfaatkan untuk perjuangan NU dan kepentingan NKRI,” tutur Kiai Marzuki.
 
Tim Pengarah Revitalisasi Markas Besar Oelama, KH Sholeh Hayat mengemukakan betapa bernilainya keberadaan gedung yang ada, karena memiliki catatan sejarah bagi peristiwa monumental bagi bangsa Indonesia.
 
“Gedung ini adalah tempat berkumpulnya para ulama yang dipimpin oleh KH Bisri Syansuri sebagai kepala staf dan menjadi sentrum komando barisan Mujahidin yang dipimpin KH Abd Wahab Chasbullah untuk perjuangan 10 November 1945,” katanya. 
 
Peresmian gedung MBO merupakan langkah awal dari ikhtiar bersama untuk menjaga dan merawat gedung bersejarah, serta menjadikannya sebagai cagar budaya. 
 
“Hal tersebut agar tetap menjadi bukti untuk generasi yang akan datang tentang fakta sejarah perjuangan para ulama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” tegasnya.
 
Selanjutnya, NU Jatim bersinergi dengan sejumlah lembaga dan kepengurusan di daerah dalam menyelamatkan aset yang berhubungan terkait khidmah para ulama dan santri.
 
“PWNU Jawa Timur berupaya mengembalikan rumah maupun aset sejarah yang berharga kembali kepada NU,” pungkas penulis buku Kiai dan Santri dalam Perang Kemerdekaan tersebut.
 
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Aryudi AR