Daerah

NU Lumajang Mulai Garap BUMTren

Sel, 12 Januari 2021 | 04:00 WIB

NU Lumajang Mulai Garap BUMTren

Bupati Lumajang, Thoriqul Haq saat menyerahkan bantuan secara simbolis dalam peresmian BUMTren di Pondok Pesantren Darun Najah, Desa Petahunan, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)

Lumajang, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lumajang Jawa Timur, terus menggebrak dengan program-program berkualitasnya. Yang terbaru adalah pembentukan Badan Usaha Milik Pesantren (BUMTren). Adalah BUMTren milik Pondok Pesantren Darun Najah, Desa Petahunan, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang yang mengawali pemberdayaan pesantren dengan membentuk badan usaha. BUMTren tersebut diresmikan oleh Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, Senin (11/1) di lingkungan pesantren setempat.


Ketua PCNU Lumajang, Gus Muhammad Mas’ud, menyatakan bangga dengan BUMTren tersebut karena itulah BUMTren pertama yang dimiliki pesantren di bawah naungan RMI Lumajang. Ia berharap agar BUMTren itu menjadi awal bangkitnya ekonomi pesantren di seluruh Lumajang.


“Semoga ini menjadi awal yang baik, dan diikuti oleh pesantren-pesantren lain di Lumajang,” ujarnya usai peresmian BMUtren tersebut.


Ia menambahkan, di Lumajang setidaknya terdapat 150 pondok pesantren yang berpotensi mendirikan BUMTren. Pesantren-pesantren tersebut, lanjutnya, telah memiliki beberapa unit usaha, namun masih menggunakan pengelolaan konvensional. Sehingga disentuh sedikit saja dengan manajemen yang lebih modern, akan mengalami kemajuan berarti.


“Jika di 150 pesantren itu didirikan BUMTren dan didukung oleh pemerintah, saya yakin pesantren ke depan akan berperan besar dalam membangun ekonomi Lumajang,” ungkapnya.


Gus Mas’ud, sapaan akrabnya, mengaku yakin bahwa pesantren mampu mengelola badan usaha dengan baik, karena pesantren juga mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang punya kemampuan di bidang pengelolaan ekonomi. Terbukti, tidak sedikit pesantren yang mempunyai toko, bahkan toko modern yang dikelola oleh santri.


“Pada dasarnya santri mempunyai potensi SDM untuk mengelola ekonomi, tinggal dikembangkan saja, diberi bimbingan dan sebagainya,” ungkapnya.


Ia juga meminta Pemerintah Kabupaten Lumajang agar dapat membantu pengembangan BUMTren dengan meningkatkan kapasitas manajemen pengelolaan, dan bahkan membantu akses pemasaran produknya.


“Istilahnya kami ingin terus bersinergi dengan pemerintah kabupaten dalam mengembangkan BUMTren. Karena bagaimanapun, jika BUMTren ini berkembang dengan baik, masyarakat Lumajang secara umum juga meningkat perekonomiannya,” urai Gus Mas’ud.


Sementara itu, Bupati Thoriqul Haq menyatakan dukungannya terhadap usaha ekonomi pesantren, karena pesantren memang layak untuk bersaing dalam usaha dan perekonomian.


Menurutnya, kehadiran BUMTren tersebut menjadi petunjuk bahwa pesantren juga bisa melakukan usaha ekonomi. Itu tidak begitu mengherankan karena di pesantren tidak hanya diajarkan kitab kuning tapi secara praktik santri juga diajarkan untuk mandiri secara ekonomi.


"Ini (BUMTren) membuka pikiran kita bahwa pesantren bisa melakukan produktifitas yang dampak ekonominya jelas," tegasnya.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin