Jember, NU Online
Pimpinan Cabang Muslimat NU Jember dikenal sebagai cabang yang cukup hidup dan dinamis. Pertemuan konsolidasi di PAC (Pimpinan Anak Cabang), yang diisi dengan kegiatan tahlilan dan ngaji bersama, tak pernah absen dalam setiap pekannya, bahkan bisa satu hingga dua lokasi. Kegiatan ini sering dihadiri oleh Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Jember, Nyai Emi Kusminarni.
“Sebisa mungkin saya hadir dalam setiap agenda Muslimat NU, karena saya menerima dipilih menjadi ketua adalah amanah,” ucapnya kepada NU Online di kediamannya, Selasa (11/2).
Nyai Emi memang tergolong sosok wanita yang tangguh dan mobilitasnya tinggi. Buktinya, cukup banyak program yang dilaksanakan, selain menghadiri pertemuan-pertemuan di tingkat PAC dan Ranting Muslimat NU.
“Bayangkan, Muslimat NU Jember memilki 26 PAC dan 289 pimpinan ranting. Setiap PAC memiliki agenda sendiri minimal satu kali setiap bulan, dan itu mesti butuh kehadiran ketua. Tapi alhamdulillah, saya senang. Yang penting kompak,” urainya.
Dalam empat bulan terakhir, kesibukan Nyai Emi semakin menggunung. Sebab, sejak November 2019 hingga akhir Februari 2020, semua PAC Muslimat NU harus menggelar konferensi karena masa kepengurusan yang sudah habis. Biasanya, konferensi digelar hari Ahad atau Sabtu. Bagi Nyai Emi, ini tentu bukan pekerjaan ringan. Bahkan Ahad (9/2) kemarin, ada 3 PAC yang menggelar konferensi secara bersamaan. Yaitu PAC Silo, Pakusari, dan Panti.
“Kami bagi dua tim untuk menghadiri Konferensi di tiga PAC itu,” tambahnya.
Menurut Nyai Emi, konferensi sangat penting. Selain untuk memilih ketua baru, juga disusun program ke depan, sekaligus evaluasi terhadap program-program yang sudah dilaksanakan dan yang belum dijalankan.
“Jadi banyak agenda di konferensi, bukan cuma pemilihan ketua,” jelasnya.
Hingga saat ini, tinggal 9 PAC yang belum melaksanakan konferensi, yaitu Wuluhan, Sukowono, Sumberjambe, Sumbersari, Kaliwates, Jelbuk, Arjasa, Ledokombo, dan Sumberbaru. Konferensi ke-10 PAC itu dijadual harus selesai akhir bulan ini. Dan itu semua membutuhkan kehadiran ketua, setidak-tidaknya wakil pengurus cabang.
“Sekali lagi, ini amanah. Saya tak boleh mengabaikan amanah itu. Ya, amanah sekaligus perjuangan untuk membesarkan NU,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Muhammad Faizin