Daerah

Pahlawan Masa Kini dalam Pandangan Santri Milenial

Jum, 10 November 2023 | 13:00 WIB

Pahlawan Masa Kini dalam Pandangan Santri Milenial

Ikke Nurjanah saat ditemui di pesantrennya, Jumat (10/11/2023). (Foto: NU Online/Syarif)

Tebo, NU Online

Pahlawan masa kini dalam pandangan santri milenial memiliki ciri khusus, tapi subtansi dari maksud pahlawan sama dengan generasi sebelumnya.


Menurut Ikke Nurjannah (24), santri Pondok Pesantren Al-Inayah 2 Tebo, Jambi, pahlawan baginya yaitu seseorang yang mengharumkan nama bangsa di depan negara lain.


"Bagi santri milenial seperti saya, pahlawan masa kini adalah mereka yang kreatif dan inovatif di bidang teknologi informasi, seperti start up. Karyanya diakui negara lain," jelas Janah, sapaan akrabnya, Jumat (10/11/2023).


Jannah menambahkan, seseorang yang kesehariannya sebagai youtuber, selebgram, blogger, tiktoker juga bisa dipandang sebagai pahlawan ketika kontennya berisi hal positif dan dilirik banyak warga dunia.


"Selebgram, youtuber, dan pegiat media sosial lainnya juga bisa dikatakan pahlawan ketika kontennya positif. Mereka juga membuka lapangan pekerjaan, memberikan pengaruh dan membawa nama baik bangsa," imbuhnya.


Tidak hanya itu, seorang ilmuwan, olahragawan, pakar Senin dan budaya, tokoh agama atau spiritual yang mengharumkan nama bangsa di kancah internasional juga bisa dikategorikan sebagai pahlawan. Sehingga pahlawan tidak hanya seseorang yang berperang demi negara, tetapi juga seseorang yang mencurahkan pikiran, tenaga, idenya untuk Indonesia.


"Pahlawan masa kini lainnya adalah ilmuwan, orang yang mengharumkan nama bangsa di bidang seni dan budaya, tokoh agama atau spiritual, dan atlet yang membawa harum nama bangsa di kancah internasional," katanya.


Meskipun begitu, Jannah mengatakan, arti pahlawan antara generasi sekarang dan sebelumnya memiliki titik temu, yaitu sama-sama berjuang untuk negara dan bangsa. Berjuang yang dimaksud sesuai dengan kondisi dan situasi zaman.


Dikatakannya, pendapatnya mengenai pahlawan sebenarnya merupakan hal yang lumrah. Hal tersebut berkaca pada kasus di beberapa negara yang sudah membuat tentara khusus siber.


Secara kemampuan, tentara siber ini memiliki kemampuan di bidang teknologi yang di atas rata-rata. Mereka mampu mengganggu sistem peluru kendali hingga mengacaukan radar dalam perang.


"Perang era modern ini sangat mengandalkan teknologi, jadi saya memasukkan pakar teknologi dan industri kreatif sebagai pahlawan," katanya.


Sementara itu, Melita Sari (22), mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Falah Rimbo Bujang mengatakan meskipun makna pahlawan bermakna lebih luas. Namun, sebagai generasi muda, ia banyak terinspirasi dari pengorbanan para pahlawan terdahulu. Khususnya dalam kecintaan terhadap negaranya.


"Kata Bung Karno, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Kita banyak generasi muda banyak terinspirasi dari pahlawan. Jadi kita ingin berbuat juga untuk negara, karena sekarang lewat teknologi lebih besar peluangnya," tandasnya.