Daerah

Pasangan Suami-Istri Tunda Kehamilan degan Alat Kontrasepsi, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Jum, 24 Maret 2023 | 08:00 WIB

Pasangan Suami-Istri Tunda Kehamilan degan Alat Kontrasepsi, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Ilustrasi pasangan suami-istri. (NU Online/Freepik)

Sumenep, NU Online 
Akhir-akhir ini, sebagian orang yang menikah dini menunda memiliki momongan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Termasuk tren childfree yang juga menggunakan cara alami itu dengan menggunakan yang serupa.


Menyikapi hal itu, dr H Slamet Riadi Pengurus Cabang (PC) Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Sumenep, Jawa Timur menyatakan bahwa alat kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini ia jelaskan satu persatu.


1. Pil KB

Dijelaskan, pil KB merupakan alat kontrasepsi yang paling umum digunakan. Alat kontrasepsi ini mengandung hormon progestin dan estrogen untuk mencegah terjadinya ovulasi. Pil KB umumnya terdiri dari 21–35 tablet yang harus dikonsumsi dalam satu siklus atau secara berkelanjutan.


Dilanjutkan, kelebihannya adalah tingkat efektivitas tinggi dengan persentase kegagalan hanya sekitar 8 persen. Haid menjadi lancar dan kram berkurang saat haid, tetapi ada pula jenis pil KB yang dapat menghentikan haid.


"Kekurangan adalah tidak dapat mencegah penyakit menular seksual. Dapat menimbulkan efek samping, seperti naiknya tekanan darah, pembekuan darah, keluarnya bercak darah, dan payudara mengeras. Obat ini tidak cocok untuk wanita dengan kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung, gangguan hati, kanker payudara dan kanker rahim, migrain, serta tekanan darah tinggi," terangnya saat dikonfirmasi, Kamis (23/3/2023).


2. Kondom Pria

Tak hanya pil KB, kata dr Slamet, kondom pria juga umum digunakan untuk mencegah kehamilan. Kondom biasanya terbuat dari bahan lateks dan bekerja dengan cara menghalangi sperma masuk ke vagina dan mencapai sel telur.


Disebutkan, kelebihan adalah harga terjangkau, praktis dan mudah digunakan, dapat mencegah penyakit menular seksual dan mudah diperoleh di toko atau apotek. Di balik itu, ada kekurangannya, yaitu tingkat kegagalan mencapai 15 persen, terutama jika penggunaan kondom kurang tepat. Selain itu, hanya bisa digunakan sekali dan harus diganti setelah ejakulasi.


3. Suntik KB

dr Slamet mengutarakan, suntik KB merupakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon progestin dan mampu menghentikan terjadinya ovulasi. Berdasarkan periode penggunaannya, ada dua jenis suntik KB, yaitu suntik KB 3 bulan dan 1 bulan.


Diuraikan olehnya, kelebihan adalah lebih efektif dan praktis daripada pil KB. Tingkat kegagalan pada suntik KB 1 bulan bisa kurang dari 1 persen jika digunakan dengan benar.


Adapun kekurangannya adalah harga relatif mahal, tapi perlu kunjungan secara rutin ke dokter atau bidan setiap bulannya. dr Slamet menegaskan, suntik KB tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual. Bahkan menyebabkan efek samping, seperti keluarnya bercak darah.


"Siklus menstruasi menjadi tidak teratur saat menggunakan suntik KB dan tidak dianjurkan digunakan pada wanita yang memiliki riwayat penyakit migrain, diabetes, sirosis hati, stroke, dan serangan jantung," imbaunya.


4. Implan

Pria yang tergabung dalam Persatuan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) Sumenep ini menjelaskan bahwa implan atau susuk merupakan alat kontrasepsi berukuran kecil dan berbentuk seperti batang korek api. KB implan bekerja dengan cara mengeluarkan hormon progestin secara perlahan yang berfungsi mencegah kehamilan selama 3 tahun.


Ia memaparkan, alat kontrasepsi ini digunakan dengan cara dimasukkan ke bagian bawah kulit, biasanya lengan bagian atas. Kelebihannya adalah sangat efektif dengan tingkat kegagalan kurang dari 1 persen dan tahan lama hingga 3 tahun.


"Kekurangan adalah biaya relatif mahal, siklus menstruasi menjadi tidak teratur, risiko memar dan bengkak pada kulit di awal pemasangan, serta tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual," paparnya.


5. Intrauterine Device (IUD)

dr Slamet menjelaskan, intrauterine device adalah alat kontrasepsi berbahan plastik dan berbentuk menyerupai huruf T yang diletakkan di dalam rahim. IUD atau KB spiral dapat mencegah kehamilan dengan cara menghalau sperma agar tidak membuahi sel telur.


Disebutkan, ada dua jenis IUD yang umum digunakan, yaitu IUD yang terbuat dari tembaga dan dapat bertahan hingga 10 tahun serta IUD yang mengandung hormon yang perlu diganti setiap 5 tahun sekali.


Kelebihan alat tersebut, lanjutnya, tidak memerlukan perawatan yang rumit dan tahan lama. Adapun kekurangannya adalah IUD dari tembaga dapat menyebabkan haid tidak lancar, risiko bergeser dan keluar dari tempatnya, biaya mahal, risiko efek samping, seperti munculnya bercak darah pada 3–6 bulan pertama pemakaian.


6. Kondom Wanita

dr Slamet menggambarkan, kondom wanita berbentuk plastik yang berfungsi untuk menyelubungi vagina. Terdapat cincin plastik di ujung kondom, sehingga posisinya mudah disesuaikan. Kondom wanita tidak dapat digunakan bersamaan dengan kondom pria.


Kelebihannya adalah memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual, menjaga suhu tubuh lebih baik daripada kondom pria. Sedangkan kekurangannya adalah kurang efektif daripada kondom pria, muncul bunyi yang mengganggu saat digunakan, hanya sekali pakai dan tingkat kegagalan mencapai 21 persen.


7. Spermisida

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Kesehatan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (LK MWCNU) Gapura ini memaparkan bahwa spermisida adalah produk kontrasepsi yang digunakan di dalam vagina sebelum berhubungan seksual. Produk ini berbentuk jeli, krim, membran, atau busa yang mengandung bahan kimia untuk membunuh sperma.


"Kelebihan alat ini adalah harga terjangkau, mudah digunakan. Kekurangannya adalah beberapa jenis spermisida perlu diaplikasikan 30 menit sebelum berhubungan seksual, risiko terjadi iritasi pada organ intim bila terlalu sering digunakan, penggunaannya perlu disertai dengan alat kontrasepsi lain, misalnya kondom, tingkat kegagalan mencapai 29 persen," terangnya.


8. Diafragma

Dijelaskan oleh dr Slamet, diafragma merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari karet berbentuk kubah. Alat kontrasepsi ini ditempatkan di mulut rahim sebelum berhubungan seksual dan umumnya digunakan bersama dengan spermisida.


"Kelebihannya harga terjangkau. Kekurangan adalah tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual, tingkat kegagalan mencapai 16 persen, terutama jika tidak dikenakan dengan tepat. Pemasangannya harus dilakukan dokter dan harus dilepas saat haid," pintanya.


9. Cervical Cap

Disampaikan oleh dr Slamet, cervical cap berbentuk seperti diafragma, tetapi memiliki ukuran lebih kecil. Alat kontrasepsi ini umumnya digunakan bersama dengan spermisida dan berfungsi untuk menutup jalan sperma masuk ke rahim.


"Kelebihannya harga terjangkau dan bisa digunakan hingga dua kali. Kekurangannya tingkat kegagalan mencapai 30 persen pada wanita yang sudah memiliki anak dan 15 persen bagi yang belum memiliki anak. Pemasangan perlu dilakukan oleh dokter, harus dilepas saat haid dan tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual," paparnya.


10. Koyo Ortho Evra

Koyo ortho evra digunakan dengan cara ditempelkan pada kulit dan diganti setiap seminggu sekali selama 3 minggu. Cara kerja koyo ini dengan melepaskan hormon yang sama efektifnya dengan yang terdapat dalam pil KB.


Kelebihannya adalah tidak perlu repot mengingat untuk mengonsumsi pil, haid menjadi lebih lancar dan mengurangi kram saat haid. Sedangkan kekurangannya adalah harga relatif mahal, tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual, dan bisa menyebabkan efek samping yang serupa dengan efek samping pil KB.


11. Cincin Vagina

dr Slamet menjelaskan, cincin vagina atau NuvaRing merupakan cincin plastik yang ditempatkan di dalam vagina. NuvaRing bekerja dengan cara melepaskan hormon yang sama seperti pil KB.


Kelebihannya, hanya perlu diganti sebulan sekali, siklus menstruasi menjadi lebih lancar. Untuk kekurangannya adalah harga relatif mahal, dapat menyebabkan iritasi dan efek samping yang mirip pil KB dan koyo, tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.


12. KB Permanen

Pria asal Gapura ini mengatakan, jika sepasang keluarga sudah yakin untuk tidak ingin memiliki anak kembali, KB permanen atau KB steril bisa menjadi pilihan. Metode kontrasepsi ini memiliki efektivitas yang tinggi atau hampir 100 persen efektif untuk mencegah kehamilan.


Tak hanya itu, jenis KB permanen untuk masing-masing orang berbeda, tergantung jenis kelaminnya. Pada pria, KB permanen dilakukan dengan vasektomi, sedangkan pada wanita bisa dengan tubektomi atau proses pengikatan tuba falopi.


Menurutnya, selain beberapa alat kontrasepsi di atas. Sebagian pasangan mungkin memilih cara alami untuk mencegah kehamilan. Berikut ini adalah beberapa metode yang tergolong sebagai KB alami.


Pertama, menghitung kalender masa subur. Metode perhitungan kalender ini dilakukan dengan cara mencatat masa subur setiap bulan dan menghindari hubungan seks di masa tersebut. Wanita bisa menentukan masa subur atau ovulasinya dengan cara memeriksa suhu tubuh dan melihat perubahan cairan vagina.


"Kelebihannya tidak memerlukan biaya, alat, maupun obat-obatan. Kekurangannya harus membatasi hubungan seks selama beberapa hari. Jika terjadi kesalahan dalam perhitungan masa subur, peluang untuk hamil tetap ada. Cara ini tidak cocok untuk wanita dengan siklus haid tidak teratur," terangnya.


Kedua, adalah menarik penis keluar sebelum ejakulasi saat melakukan penetrasi. Kelebihannya sangat efektif dengan tingkat kegagalan empat persen. Kekurangannya sulit dilakukan bila pasangan kerap mengalami ejakulasi dini dan tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.


Kontributor: Firdausi
Editor: Syamsul ArifinÂ