Daerah

Pastikan Materi Khutbah Tanpa Muatan Politik Praktis

NU Online  ·  Senin, 10 September 2018 | 15:30 WIB

Jombang, NU Online 
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Jombang, Jawa Timur, Moh Makmun mengungkapkan, materi khutbah sebaiknya bersih dari segala hal yang berkaitan dengan politik praktis. Terlebih belakangan ini tengah menyongsong tahun politik.

"Mimbar khutbah yang suci jangan dikotori dengan politik praktis yang mendukung pilihannya atau menjelekkan yang lain," katanya kepada NU Online, Senin (10/9).

Doktor lulusan UIN Sunan Ampel Surabaya ini tidak ingin khutbah dijadikan alat seseorang atau kelompok untuk menggerakkan masyarakat mendukung salah satu dari pasangan calon (paslon). “Karena dalam politik praktis, tak jarang simpatisan dari salah satu paslon bahkan paslon sendiri berupaya menggaet massa dengan ujaran kebencian,” ungkapnya.

Staf pengajar di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Rejoso Peterongan Jombang ini menegaskan, prinsip dari khutbah adalah nasihat keragaman kepada para jamaah dengan kalimat menyejukkan.

"Intinya khutbah harus mampu memberikan tambahan wawasan keagamaan dan memberi ketenangan dan kesejukan untuk jamaah. Karena khutbah tidak lain adalah nasihat," jelasnya.

Dirinya berharap menghadapi tahun politik, masjid di Jombang benar-benar bersih dari persoalan politik praktis.

Ia menyebut, di Kota Santri ini cukup banyak khatib yang mumpuni. Mereka bisa memberikan nasihat keagamaan yang mendinginkan jamaah. “Bahkan dari kalangan anak-anak muda juga sudah dilatih menjadi khatib yang kompeten,” sergahnya.

Kader pelajar, khususnya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama siap menjadi khatib baik di sekolah ataupun tempat tinggal mereka. “Sehingga mereka mampu menjadi pengawal dan penjaga masjid dari kelompok radikal maupun yang meresahkan," tandasnya. (Syamsul Arifin/Ibnu Nawawi)