Daerah

Pesantren di Martapura Terendam Banjir, PCNU Banjar Salurkan Bantuan

Sel, 19 Januari 2021 | 01:30 WIB

Pesantren di Martapura Terendam Banjir, PCNU Banjar Salurkan Bantuan

Pesantren Putri NU di Kecamatan Martapura terendam banjir. (Foto: dok istimewa)

Martapura, NU Online

Pondok Pesantren Putri Nahdlatul Ulama di Jalan Teluk Sanggar Bincau, Kecamatan Martapura, Kalimantan Selatan turut terdampak banjir di provinsi tersebut. Pesantren yang juga sebagai panti asuhan itu berada di bawah naungan PCNU Kabupaten Banjar. 

 

Membantu meringankan santri di pesantren tersebut, PCNU Kabupaten Banjar menyalurkan sejumlah bantuan, Ahad (17/1).

 

Pondok Pesantren Putri Nahdlatul Ulama yang juga sebagai panti asuhan merupakan pondok pesantren yang berada di bawah naungan PCNU Kabupaten Banjar. 

 

"Kami telah menyalurkan beberapa kebutuhan pokok di antaranya beras, susu, mie instan, dan snack," kata Ustadz Nuryadi, Ketua PCNU Kabupaten Banjar dalam rilis yang diterima NU Online.

 

PCNU juga telah membentuk posko dapur umum untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak banjir sejak Rabu (13/1). Pihaknya berpesan kepada para anggota dari banom NU yang bertugas siang malam untuk menjaga kesehatan, menjaga kekompakan, dan menjaga kesabaran. 

 

"Saya berpesan kepada para anggota banom NU yang bertugas jangan lupa jaga kesehatan, jaga kekompakannya, jaga kesabarannya. Mari kita sama sama berdoa semoga banjir di Kabupaten Banjar segera surut," tutupnya.

 

Sebelumnya diberitakan, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi menyebabkan banjir di sejumlah daerah kota/kabupaten di Kalimantan Selatan pada Selasa (12/1) lalu. Dua hari setelahnya (14/1), Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menetapkan status tanggap bencana banjir.  

 

Sejumlah tim gabungan dan relawan telah melakukan penanganan darurat banjir. Tak terkecuali Pemuda Ansor dan Satuan Khusus (Satsus) Balakar serta Bagana Banser Kalsel yang bertindak cepat, sejak awal hingga hari keempat ini. Mereka terus membantu dan mendampingi masyarakat yang terdampak banjir.    

 

Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kalsel Teddy Suryana membeberkan berbagai kondisi yang terjadi di lokasi bencana dan aksi penanggulangan kebencanaan yang dilakukan Ansor-Banser di sana.    

 

"Ketika kita mendapatkan informasi bahwa di beberapa titik sudah mulai ada air mulai meluas gitu. Kita koordinasi dengan sahabat-sahabat di Kalsel untuk menyiapkan segala sesuatunya,” ungkap Teddy saat dihubungi NU Online, Ahad (17/1) siang.  

 

Banjir itu melanda beberapa titik yang bersifat bandang besar. Bahkan, di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Barat Daya, terdapat 56 rumah hanyut dan hanya menyisakan tongkat-tongkatnya saja. "Karena di sini masih banyak rumah panggung. Itu tinggal beberapa tongkat saja yang berjalan. Kemudian di daerah Martapura juga cukup meluas banjirnya," ungkap Teddy.  

 

Hingga 16 Januari 2021, data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa banjir di Kalsel telah merenggut lima jiwa, 27.111 rumah terendam, dan 112.709 warga mengungsi.    

 

PW GP Ansor Kalsel melakukan koordinasi dengan pengurus Ansor di kabupaten/kota yang terdampak untuk terjun ke lapangan. Sejak hari pertama, hingga Jumat (15/1) kemarin, yang dilakukan Ansor bersama Banser di sana adalah fokus pada evakuasi korban.    

 

Teddy menjelaskan bahwa terdapat beberapa titik banjir yang tidak bisa diakses menggunakan perahu karet, seperti Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Di situlah daerah terparah banjir di Kalsel. Sementara di Kabupaten Banjar, ada beberapa titik terendam banjir tapi tidak separah di HST.  

 

"Di Banjar hanya satu hingga dua meter. Tapi kalau di HST ada sampai empat meter. Banjir di Kalsel ini merata. Tapi ada beberapa titik yang memang parah," jelas dia.

 

Data BNPB menunjukkan, di HST terdapat lima korban jiwa meninggal, 11.200 warga mengungsi, dan 64.400 jiwa terdampak. Lalu di Banjar terdapat 51.362 jiwa terdampak dan mengungsi serta ada 14.791 rumah terendam. Di Kabupaten Tapin, 1.777 jiwa terdampak dan mengungsi serta 112 rumah terendam. Kota Banjarbaru, 622 jiwa terdampak dan mengungsi serta 296 rumah terendam. Di Kabupaten Tabalong ada 180 jiwa terdampak dan mengungsi serta 92 rumah terendam.  

 

Lalu 27.024 jiwa terdampak dan mengungsi serta 8.249 rumah terendam di Kota Tanah Laut. Sementara di Kabupaten Balangan ada 11.816 terdampak dan mengungsi serta 3.571 rumah terendam.    

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan