Pesantren Raudlatul Jannah Demak Mulai Ngaji di Tengah Pandemi Covid-19
Rabu, 22 Juli 2020 | 10:00 WIB
Samsul Huda
Kontributor
Demak, NU Online
Pesantren Raudlatul Jannah Wedung, Demak, Jawa Tengah memulai kegiatan belajar mengajar santri di tengah pandemi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan.
Pengasuh Pesantren Raudlatul Jannah Wedung KH Maskuri Abdillah mengatakan, kegiatan ngaji para santri dimulai tanggal 1 Dzulhijjah setelah semuanya menjalani pemeriksaan kesehatan di Puskesmas Wedung, Demak.
"Sebelum santri datang ke pesantren, asrama pondok kami sterilkan, seluruh kawasan pondok dan kediaman pengasuh disemprot disinfektan. Ini bagian dari rangkaian penerapan prototokol kesehatan," kata Kiai Maskuri kepada NU Online di sela kesibukannya menyambut kedatangan santri di pondoknya, Selasa (21/7).
Dijelaskan, semua yang beraktivitas di dalam pondok diwajibkan memakai masker, sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menghindari kerumunan, dan menjaga jarak (physical distancing dan social distancing).
"Saat ini jumlah santri di pesantren yang didirikan pada tahun 2000 ini mencapai 150 orang, 80 persennya dari keluarga tidak mampu dan anak yatim. Mereka semua saya bebaskan dari biaya mondok alias gratis," tuturnya.
Dia menambahkan, selain itu mereka juga mendapat beasiswa dari pondok untuk belajar di lembaga-lembaga pendidikan formal yang berada di luar pondok yang waktu belajarnya pagi sampai siang.
"Untuk menjaga kualitas santri, pondok memperketat disiplin santri dengan mewajibkan seluruh pengajian yang ada di pondok diikuti sesuai dengan kapasitasnya," ucapnya.
Disampaikan, bagi santri yang menempuh pendidikan formal, alokasi waktu ngaji dimulai setelah shalat subuh, setelah Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan mengikuti pendidikan Madrasah Diniyah (Madin) yang dimulai bakdal Isya.
Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah Mahsun Mahfudz mengatakan, dimulainya aktivitas pembelajaran di pondok meski masa pandemi covid-19 belum selesai merupakan kebijakan PW Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jawa Tengah.
"Kebijakan itu kami dukung, dari monitoring yang kami lakukan hampir seluruh pesantren di bawah pembinaan RMINU Jateng kegiatan pembelajarannya sudah dimulai sejak bulan Syawal lalu," ujarnnya.
Dikatakan, demi mencegah meluasnya Covid-19 dan menghindari munculnya klaster baru wabah Corona di lingkungan pesantren, semua pengasuh pesantren mewajibkan santrinya harus memenuhi protokol kesehatan.
"Alhamdulillah aktivitas pesantren di Jateng sudah berjalan meski harus memenuhi standar protokol kesehatan. Kami berharap para pengasuh untuk ekstra hati-hati dalam upaya menyelamatkan santri dari ancaman Covid-19," pungkasnya.
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Kronologi Penembakan terhadap Guru Madin di Jepara Versi Korban
2
Prof Kamaruddin Amin Terpilih sebagai Ketua Umum PP ISNU 2024-2029
3
Silampari: Gerbang Harapan dan Gotong Royong di Musi Rawas
4
Inti Ajaran Islam, Tasawuf Jadi Pelita Masyarakat menuju Makrifat
5
Ketua PBNU Ingatkan Kader NU Harus Miliki 4 Karakter Berikut
6
Khutbah Nikah: Menjaga Kehormatan dalam Ikatan Pernikahan
Terkini
Lihat Semua