Daerah

Petani Ini Sukses Karena Bunga Sedap Malam

Jum, 25 Oktober 2019 | 01:00 WIB

Petani Ini Sukses Karena Bunga Sedap Malam

Petani Kabupaten Serang, Dadang Rohana (pakai sarung) bersama penulis (Foto: NU Online/Muhdi)

Serang, NU Online

Budidaya tanaman bunga sedap malam jangan dianggap sepele. Tumbuhan hijau ini masih menjadi primadona. Seiring dengan perkembangan tekhnologi, bunga sedap malam kerap ditemukan di beberapa aplikasi jual beli online. Itu salah satu bukti bahwa tanaman suku Asmat ini memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan.

 

Satu tanaman bunga sedap malam di bandrol minimal Rp 5.000, harga yang lumayan fantastis untuk jenis tanaman yang memiliki 12 spesies tersebut. Tidak heran jika beberapa petani berduyun-duyun ikut serta menanam bunga sedap malam sebagai bisnis baru dalam pertanian.

 

Tidak terkecuali bagi Dadang Rohana (58 th), pria asal Padarincang, Kabupaten Serang, Banten ini mengaku mendapat keuntungan yang lumayan tinggi setiap penennya. Berdasarkan pengakuannya kepada NU Online, Kamis (23/10), ayah dari tiga anak ini memang tidak asing dengan bidang pertanian, apalagi tanaman padi dan beberapa spesies bunga seperti bunga sedap malam.

 

Sejak duduk di Sekolah Dasar (SD), lanjut Dadang, ayahnya selalu meminta agar dirinya bisa ikut serta ketika menanam padi di ladang, hingga akhirnya jadi petani beneran. Sat ini dalam setiap panen, Dadang minimal mendapat untung Rp. 45 juta. Sementara modal yang dikeluarkan hanya menghabiskan Rp. 8 juta.

 

“Jadi untungnya beratus-ratus persen, berlipat-lipat,” ujarnya saat berbincang dengan NU Online.

 

Sejak hijrah dari Sumedang ke Banten tahun 1982 silam, Dadang langsung memanfaatkan peluang yang ada. Dengan menanam beberapa tanaman pangan-non pangan, bagi dia, selain dapat memberikan keuntungan bertani, juga bisa menjaga alam dari kerusakan lingkungan.

 

“Sejak hijrah (dari Sumedang) saya langsung garap pare (padi), bunga oge (bunga sedap malam, hasil bertani saya jual ke Jakarta, aya (ada) ‘kan Pasar Bunga,” katanya.

 

Menanam bunga sedap malam menurut Dadang tidak begitu sulit. Petani cukup mengatur pengairan dan perawatan lain. Paling penting, ketika gagal jangan bosan untuk mencoba.

 

“Dari tanam ke panen sekitar 4 bulan, yang bisa dipanen dari 4 bulan sampai setahun dan setahun setengah,” ucapnya.

 

Sebagai informasi, tanaman dengan nama latin polianthes tuberosa ini merupakan tumbuhan hijau abadi dari suku asmat. Minyak dari bunga ini digunakan dalam pembuatan parfum. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Meksiko. Bangsa Astek mengenalnya dengan nama omixochitl.

 

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori

Editor: Aryudi AR