Daerah

PMII Kota Pontianak Tolak Fanatisme dan Politik Identitas

NU Online  ·  Kamis, 21 Februari 2019 | 02:00 WIB

PMII Kota Pontianak Tolak Fanatisme dan Politik Identitas

Dialog publik yang diselenggarakan PC PMII Kota Pontianak.

Pontianak, NU Online
Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) menyelenggarakan dialog publik. Tema yang diangkat adalah Menolak Fanatisme dan Politik Identitas di aula Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Tanjungpura, Rabu (20/2).

Dalam kegiatan tersebut turut hadir sebagai narasumber Kepala Kesbangpol Kota Pontianak, Rizal yang mewakili wali kota, Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Muhammad Anwar Nasir, komisioner Bawaslu Pontianak Ridwan, Ketua KPU Pontianak, Deni Nuliadi, serta pengamat politik NU, Baihaqi.

Ketua PC PMII Kota Pontianak, Fahrizal Amir mengemukakan bahwa saat ini bangsa Indonesia dihadapkan dengan fanatisme yang demikian memprihatinkan. "Saat ini kita dihadapkan dengan fanatisme,” katanya saat sambutan. Apalagi Kota Pontianak adalah kawasan konflik, sehingga adanya dialog bisa menjadi talaah, lanjutnya.

Dirinya juga merasa prihatin karena banyak bermunculan deklarasi meskipun berjumlah beberapa orang, yang merasa mewakili golongan tertentu. "Sebagai pemuda, harus siap untuk menghadapi kondisi dan massa seperti ini,” pesannya. 

Mu'ammar Kadafi selaku Ketua Pengurus Koordinator Cabang PMII Kalbar, Kadafi mengingatkan kembali tragedi 1997, 1999 dan 2000 yang merupakan salah satu korban politik identitas. “Kita tidak mau sejarah kelam tersebut kembali terjadi di Kalbar, karena akan banyak kerugian yang dialami,” ungkapnya. 

Kadafi mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi kepentingan politik fanatisme dan identitas. “Kader PMII harus memberikan pendidikan politik yang baik terhadap masyarakat,” pintanya. 

Kepala Kesbangpol Kota Pontianak berharap generasi muda turut mendukung terselenggaranya pesta demokrasi yang sejuk. “Dalam waktu dua  bulan ke dapan sebarkan informasi tentang pesta demokrasi di manapun,” katanya. Pemuda hari ini harus siap menjelaskan penolakan fanatisme dan politik identitas menjadi rujukan untuk arah ke depannya, lanjutnya. 

Di akhir dialog,  PC PMII Kota Pontianak menyampaikan deklarasi menolak fanatisme dan politik identitas pada Pemilu 2019.
Deklarasi tersebut menyatakan:
1. Mendukung penyelenggaraan Pemilu yang  damai, jujur, adil dan demokratis.
2. Mewujudkan Pemilu yang bebas dari hoaks, ujaran kebencian dan terbebas dari praktik politik uang.
3. Menolak penggunaan isu politik identitas yang dapat mengancam dan memecah belah persatuan bangsa.
4. Menolak fanatisme buta yang mengesampingkan data faktual pembangunan nasional.
5. Siap merawat keharmonisan hubungan antarwarga negara, toleran, dan saling menghormati setiap perbedaan. (Ibnu Nawawi)