Daerah

Saatnya Santri Hasilkan Konten Islam Moderat dan Videografis

Ahad, 4 Agustus 2019 | 10:30 WIB

Saatnya Santri Hasilkan Konten Islam Moderat dan Videografis

Pelatihan Pembuatan Konten Islam Moderat dan Videografis bagi Santri di Pesantren Al-Hikam, Malang. 

Malang, NU Online
Keberadaan media sosial (Medsos)  menjadi tantangan yang sangat berdampak secara signifikan dalam kehidupan masyarakat. Termasuk tentu saja menjadi peluang bagi sebagian kalangan lain. 

Diakui atau tidak, keberadaan Medsos menjadi kebutuhan bagi masyarakat milenial. Khususnya konten video yang bisa dibuka dari mana saja, kapan saja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.             
 
Berbagai konten video apa saja bisa ditemukan dalam satu ruang yang tidak terbatas. Banyak yang memberikan tontonan manfaat atas konten-konten video tersebut, mulai dari pembelajaran secara efektif, teleconference, instragambel, streaming, dan lain sebagainya.          
 
Oleh karena itu, komunitas Dai Intelektual Nusantara Network (Dinun) bekerja sama dengan Universitas Negeri Malang dan Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Jawa Timur menjaring komunitas pesantren. Mereka menyelenggarakan pelatihan Pembuatan Konten Islam Moderat dan Videografis bagi Santri di Jawa Timur
 
Secara umum, program ini bertujuan melakukan penguatan literasi dakwah di pesantren dengan menggunakan media online terutama dalam bentuk videografis.          
“Dipilihnya pesantren karena selain menjadi pusat kajian dan praktik keislaman di Nusantara, masyarakat pesantren selama berabad-abad terbukti telah mengawal model keberagamaan yang moderat,” kata Ahmad Tohe, Ahad (4/8).
 
Direktur Dinun pada pembukaan kegiatan mengemukakan bahwa kegiatan diharapkan mampu meningkatkan kesadaran kalangan pesantren mengenai pentingnya pembelajaran pembuatan konten video cyber santri.
 
“Kegiatan ini juga diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan kemampuan dalam penanganan hoaks melalui pembuatan konten Islam moderat dan video yang positif,” terangnya.
 
Hal tersebut sebagaimana ciri khas dan khazanah yang telah dimiliki pesantren. “Juga meningkatkan keterampilan dalam memanfaatkan media sosial untuk kepentingan dakwah Islam yang moderat,” imbuh dosen Universitas Negeri Malang ini.
 
“Kegiatan dilaksanakan selama sehari penuh sebagai pemantik atau permulaan, dan akan ditindaklanjuti dengan pendampingan atau choacing selama empat bulan ke depan” imbuh alumnus Universitas Boston Amerika tersebut.
 
Perlu diketahui bahwa kegiatan pelatihan ini dilakukan selama dua kali (dua angkatan), yang pertama diselenggarakan di Pondok Pesantren Bayt Al-Hikmah Kota Pasuruan pada Ahad (28/7). 
 
Pada sesi ini, turut menghadirkan beberapa narasumber ahli, antara lain, M Faisol Fatawi selaku Sekertaris Dinun dan pegiat literasi pesantren), Mistam Abu Zamna sebagai jurnalis Seniod dan Dewan Pengawas Radio Republik Indonesia/RRI Pusat di Jakarta.
 
Ada juga Hafid Roziki selaku dosen multimedia UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan Viki Maulana sebagai pegiat dan analisis media sosial. 
 
Sedangkan peserta yang ikut dalam kegiatan ini adalah delegasi dari beberapa pesantren yang ada di Lumajang, Pasuruan, Jombang, Nganjuk, Probolinggo, dan Situbondo.
 
Adapun pelatihan angkatan kedua diselenggarakan di Pondok Pesantren  Al-Hikam Kota Malang pada Ahad (4/8).
 
Narasumber yang dihadirkan pada sesi ini antara lain, Abdulloh Hamid selaku tim media PP RMI, Hafid Roziki yang juga dosen multimedia UIN Maliki Malang dan Winartono selaku pegiat literasi desa dan Sekertaris ISNU Kota Malang. 
 
Sedangkan para peserta antara lain dari Kediri, Tulungagung, Jombang, Nganjuk, Lumajang, Blitar, dan Malang Raya. (Imam Kusnin Ahmad/Ibnu Nawawi)