Daerah

Saatnya Santri Milenial Melek Digital

Sen, 20 Januari 2020 | 07:30 WIB

Saatnya Santri Milenial Melek Digital

Komunitas Arus Informasi Santri Jawa Barat (AIS Jabar) usai rakorwil di Pesantren Minnatul Huda Purwakarta. (Foto: NU Online/Rachmi)

Purwakarta, NU Online
Pengasuh Pesantren Minnatul Huda Purwakarta, KH Abdul Wahid, mengatakan santri milenial harus memiliki peran dalam perkembangan zaman. Santri harus melek digital agar bisa memanfaatkan medsos sebagai media dakwah.

“Saya sangat mengapresiasi kedatangan AIS Jabar di pesantren ini,” ujar Kiai Wahid dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) ke-2 komunitas Arus Informasi Santri Jawa Barat (AIS Jabar) di pesantren yang beralamat di Jl Gang Coklat, Kampung Cibogo Peuntas, Desa Cibogo Hilir, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (18/1). 

Di zaman yang serba modern ini, lanjut Kiai Wahid, santri harus bisa menguasai media sosial untuk mensyiarkan Islam. “Santri tidak boleh kalah dengan media-media tetangga yang begitu giat dalam bermedia. Jika santri milenial diam saja, maka media akan terus dikuasai mereka,” tegasnya.

Menurut Kiai Wahid, hukumnya fardhu ‘ain bagi santri melakukan jihad-jihad kekinian melalui medsos di zaman yang kacau ini. Santri harus memiliki sikap dalam menghadapi era global dengan mengampanyekan doktrinisasi Islam yang rahmatan lil ‘alamiin  kepada seluruh pengguna media sosial di seluruh dunia. 

Kepada para santri pegiat media online tersebut, kiai kharismatik ini berpesan, bahwa apapun yang diperjuangkan yang terpenting ialah istiqamah. “Ketika sudah istiqamah, maka pertolongan Allah akan datang. Dan jangan melepaskan ngaji karena zaman sekarang yang jarang itu ulama. Bukan pemimpin,” tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Daerah AIS Jabar, Adhia Turmudzi, mengingatkan kembali peran AIS bagi santri, pesantren, masyarakat terutama bagi NU. Sebab, kini banyak serangan dari luar yang ingin menjatuhkan NU maupun pesantren.

“Komunitas ini yang awalnya bergerak pada media sosial Instagram saja, sekarang mulai berkembang ke medsos lain seperti Facebook, fanspage FB, Youtube, dan lain-lain,” ungkapnya.

Sejauh ini, lanjut dia, peran AIS Jabar bagi santri maupun pesantren sudah sangat dirasakan. Terlihat dari pelatihan-pelatihan dakwah digital baik berbentuk seminar atau worskhop sudah dilakukan dipelbagai pesantren di daerah Jawa Barat. Setelah pelatihan tersebut, diharapkan para santri bisa mensyi’arkan Islam yang ramah dan damai.
 
Acara yang diberi nama “silatucangkir” ini dihadiri para pengurus dan perwakilan baraya AIS Jabar (sebutan anggota AIS Jabar) dari sejumlah daerah antara lain Kota Bandung, Purwakarta, Sukabumi, Cirebon. 18 santri pegiat media online ini berkumpul untuk membahas persiapan Kopdarwil ke-4 dan harlah ke-3 AIS Jabar. Silatucangkir dijadwalkan dua hari, Sabtu-Ahad, 18-19 Januari 2020. 

Kontributor: A Rachmi Fauziah 
Editor: Musthofa Asrori