Daerah

Tidak Semua Harus Jadi Kiai, Ini Kriteria Santri yang Bermanfaat di Masyarakat

Sel, 16 Mei 2023 | 06:00 WIB

Tidak Semua Harus Jadi Kiai, Ini Kriteria Santri yang Bermanfaat di Masyarakat

Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi saat Halal Bihalal dan Haul Ke-29 KH Muhammad Bin Abu Amar di Kudus Jawa Tengah, Sabtu (13/5/2023). (Foto: Tangkapan layar Youtube)

Kudus, NU Online
Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi mengatakan setelah menuntaskan pendidikan di pesantren, seorang santri harus menjadi sosok yang bermanfaat bagi masyarakat. Tetapi untuk menjadi orang yang bermanfaat, tidak harus menjadi kiai. 


"Santri tidak harus menjadi kiai, tapi harus menjadi orang yang bermanfaat di tengah-tengah masyarakat," ucapnya dalam tayangan Halal Bihalal dan Haul Ke-29 KH Muhammad Bin Abu Amar diakses NU Online, Senin (15/5/2023).

 

Pendakwah asal Solo Jawa Tengah ini pun menjelaskan bahwa menjadi orang yang bermanfaat itu ditandai dengan mempunya ilmu untuk menyelamatkan diri, untuk menyelamatkan keluarga, dan selanjutnya untuk menyelamatkan orang lain.


Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi kemudian memberikan alasan mengapa seorang santri harus memiliki kriteria atau kapasitas tersebut. Terkadang, masyarakat lebih mau mendengarkan ucapan dari seorang dokter dibandingkan apa yang disampaikan oleh ustadz dan habib.


"Jadi, santri tidak harus jadi kiai, bisa juga menjadi dokter. Mohon maaf, dokter kalau memberikan ceramah itu bahkan lebih didengarkan ucapannya dibandingkan apa yang disampaikan ustadz ataupun habib,” ujarnya.


“Kalau dokter, ada pasiennya sakit, kemudian dikasih tahu ‘sholat ya, nanti kamu bakalan sembuh’. Beda kalau datang ke selain dokter, pasti bakalan dibantah,” tambahnya.


Tekankan arti penting mengaji
Dalam kesempatan itu, ia kemudian menceritakan pengalamannya setiap mengisi ceramah dengan selalu menekankan arti penting mengaji.


“Saya kalau ceramah, terutama pas di desa-desa sering menyampaikan ‘Bapak-Ibu, pengajian akbar itu bagus, namun jangan sampai lupa untuk tetap mengaji’. Kenapa? Karena beribadah itu harus dengan ilmu, tidak bisa jika tanpa ilmu,” tukasnya.


“Jangankan ibadah, nyetir pun ada ilmunya, makanya ada kursus setir mobil. Masak juga ada ilmunya, makanya ada sekolah tata boga. Itu semuanya pakai ilmu,” tambahnya.


Oleh karena itu, Habib Muhammad mengingatkan kepada para santri agar giat dalam mengaji, sebab santri memiliki amanat agar menyebarkan ilmu yang telah didapat.


“Maka dari itu, kalian para santri-santri itu punya amanat. Kalian harus ngaji yang giat, kemudian harus mengajarkan ilmu yang telah didapat,” tegasnya.


Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Kendi Setiawan