
Pengasuh pesantren Fatihul Ulum, Desa Klatakan, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Nyai Hj. Aisyah Ajhuri. (Foto: NU Online/Aryudi AR)
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jember, NU Online
Covid-19 sudah datang, dan menjelma sebagai virus yang sangat mengerikan karena nyatanya tidak sedikit orang yang terpapar virus tersebut hingga berujung kematian. Masyarakatpun dibikin gundah gulana karenanya. Bahkan tak jarang kegundahan itu berubah menjadi kepanikan yang berlebihan.
Ā
āPadahal Corona dan penyakit apapun adalah pemberian Allah,ā ucap pengasuh pesantren Fatihul Ulum, Desa Klatakan, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Nyai Hj. Aisyah Ajhuri kepada NU Online dikediamannya, Rabu (8/4).
Ā
Menurut Dosen IAIN Jember itu, setidaknya ada tiga hal sikap manusia dalam āmemperlakukanā Covid-19. Pertama adalah tawakal. Katanya, tidak ada satu musibahpun --termasuk Corona-- di jagat alam ini tanpa seijin Allah. Karena itu, berserah dirilah kepada Allah. Walaupun demikian, tawakal bukan dipahami dengan pasrah tanpa berbuat apapun. Dalam tawakal, terkandung unsur ikhtiar.
Ā
āIkhtiar wajib kita lakukan untuk mencegah Corona, setelah ikhtiar baru kita pasrah kepada Allah,ā jelasnya.
Ā
Kedua adalah sabar. Dalam kondisi yang rumit seperti sekarang ini, kesabaran masyarakat betul-betul diuji. Larangan keluar rumah, berkumpul dengan sesama, dan anjuran menjaga jarak (physical distancing) sungguh merupakan ujian yang cukup berat. Namun jika masyarakat bersabar, maka Corona akan segera sirna.
Ā
āYa kita memang harus sabar. Sabar dalam menerima ketetapan Allah, sabar dalam menghadapi ujian Allah, dan sabar dalam mematuhi aturan-aturan yang dibuat pemerintah terkait Corona,ā ucap ning Aisyah, sapaan akrabnya.
Ā
Salah satu kebijakan pemerintah adalah penerapan karantina wilayah. Dalam Islam, teks tentang karantina (isolasi) terkait wabah penyakit, jelas adanya. Kandidat doktor jurusan Islamic Studis IAIN Sunan Ampel Surabaya itu lalu menukil Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari Muslim, yang isinya adalah Jika engkau mendengar di suatu daerah ada wabah, maka janganlah engkau memasuki daerah tersebut. Dan jika engkau sedang berada di daerah tertentu, yang di situ sedang terjadi wabah, maka janganlah engkau keluar dari daerah tesebut.
Ā
āJika Hadtis itu dikontekskan dengan kondisi Indonesia saat ini, maka karantina wilayah, sudah tepat, dan kita wajib mengikutinya,ā ucapnya.
Ā
Ketiga adalah berdoa kepada Allah. Doa adalah senjata bagi orang yang beriman.
Ā
āJadi tawakal, sabar dan berdoa, itulah yang harus kta lakukan menyikapi Corona.ā pungkasnya.
Ā
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Instruksi Kapolri soal Tembak di Tempat Dinilai Berbahaya, Negara Harus Lakukan Evaluasi
2
Haul Ke-44 KH Abdul Hamid Pasuruan, Ini Rangkaian Acaranya
3
Gusdurian Desak Kapolri Mundur usai Marak Kekerasan Aparat
4
Prabowo Batalkan Kunjungan ke Tiongkok, Pilih Fokus Tangani Situasi Dalam Negeri
5
Koalisi Masyarakat Sipil Nilai Pidato Prabowo Tak Singgung Ketidakadilan Sosial dan Kebrutalan Aparat
6
Prabowo Instruksikan TNI-Polri Tak Ragu Ambil Langkah Tegas saat Hadapi Kerusuhan
Terkini
Lihat Semua