Daerah

Wariskan Lingkungan Sehat untuk Anak Bangsa

NU Online  ·  Senin, 6 Juni 2016 | 03:01 WIB

Way Kanan, NU Online
Pesantren Assiddiqiyah 11 Way Kanan, Lampung mengajak masyarakat daerah itu mendayagunakan sampah sebaik mungkin demi lingkungan sehat yang akan dinikmati penerus bangsa.

"Sampah plastik jika dibakar akan menimbulkan penyakit, apabila dibuang akan mencemari lingkungan. Tetapi jika sampah plastik dikelola maka akan bermanfaat bagi kita," kata Kiai Imam Murtadlo Sayuthi, Pengasuh Pesantren Assiddiqiyah 11, Labuhan Jaya, Gunung, Labuhan, Ahad (5/6).   

Jika sampah plastik dibiarkan, maka akan membebani empat generasi. "Dan setiap hari kita membuang sampah plastik begitu saja," ujarnya.

"Kemarin pelajar SMK Man'baul Ulum Pesantren Asshidiqiyah 11 memanfaatkan sampah plastik yang dikelola menjadi bahan baku bantal lalu dibawa ke Kantor Lingkungan Hidup Way Kanan untuk dilombakan dalam ajang kontes daur ulang dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia," kata Kiai Imam kepada warga yang menghadiri penutupan sementara Majelis Dzikir dan Taklim sehubungan memasuki bulan puasa.

Bantal sandaran kursi berbahan baku limbah plastik tersebut merupakan jerih payah pelajar dan santri Assiddiqiyah 11 dibimbing GP Ansor Way Kanan serta santri Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN). 

"Setelah dinilai oleh tim dewan juri, Alhamdulillah juara II se-Way Kanan. Ini sangat membanggaka," ujar pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur itu.

Indonesia acapkali mendapatkan predikat juara tapi menyedihkan. Ketika diadakan lomba matematika, IPA dan lain-lain, Alhamdulillah sering mendapat juara.

"Tapi yang sangat menyedihkan Indonesia juga mendapat predikat sebagai negara yang memproduksi sampah terbanyak kedua di dunia. Dan jika dibiarkan, bagaimana nasib anak cucu kita? Apa yang akan kita wariskan kepada mereka selain kerusakan? Sampah plastik hanya bisa terurai 50 hingga 500 tahun," ujar Kiai Imam.

Selain menjaga kebersihan pesantren, istri Kiai Imam, Nyai Muniroh mulai mengedukasi masyarakat mengenai bahaya membakar sampah plastik. "Warga sudah kita minta untuk mengumpulkan sampah plastik supaya bisa dijadikan kerajinan daur ulang seperti bantal," kata Nyai Muniroh. (Disisi Saidi Fatah/Fathoni)