Fragmen

Kiprah 77 Tahun Muslimat NU

Rab, 29 Maret 2023 | 09:45 WIB

Kiprah 77 Tahun Muslimat NU

Muslimat Nahdlatul Ulama. (Foto: NU Online)

Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) hari ini genap berusia 77 tahun. Organisasi bagi perempuan Nahdliyin ini berdiri pada 29 Maret 1946 M atau bertepatan dengan tanggal 21 Rabiul Akhir 1365 H di Purwokerto, Jawa Tengah. Hal ini disepakati oleh para ulama NU pada Muktamar Ke-16 NU di kota tersebut, sebagaimana disebut dalam Ensiklopedia NU.


Dikutip dari Anggaran Dasar NU pada Pasa 18 ayat 6 poin a, Muslimat Nahdlatul Ulama disingkat Muslimat NU merupakan badan otonom NU untuk anggota perempuan Nahdlatul Ulama.


Pada mulanya, usulan untuk pendirian organisasi bagi perempuan NU mendapatkan tantangan karena munculnya ketidaksetujuan dari sejumlah pihak. Usulan ini muncul dari sosok Nyai R Djuaesih dan Nyai Siti Sarah yang tampil menyampaikan pidato pada Muktamar Ke-13 NU di Menes, Banten pada tahun 1938.

 

Pada Muktamar NU berikutnya, tahun 1939 di Magelang, Nyai R Djuaesih memimpin rapat khusus perempuan atas tugas dari RH Muchtar. Baru setelah delapan tahun usulan tersebut disampaikan, Muslimat NU disepakati berdiri.


Sebagai perempuan, Muslimat NU ini bergerak dalam pengembangan keperempuanan dan anak. Susan Blackburn dalam Women and The State in Modern Indonesia (2004: 28) mencatat bahwa Muslimat NU bergerak dalam melanjutkan kiprah keagamaan dan sosialnya melalui jaringannya yang tersebar luas di Nusantara. Bahkan Muslimat NU juga turut berusaha mempertahankan kemerdekaan negara mereka dengan menghindari sikap politik yang terang-terangan.


Sebagaimana diketahui, Muslimat NU memiliki unit-unit tertentu dalam menyemai gerakannya pada bidang-bidang tertentu. Dalam bidang keagamaan, Muslimat NU memiliki Himpunan Daiyah dan Majelis Taklim Muslimat NU (Hidmat MNU) yang menaungi puluhan ribu majelis taklim. Ada pula Yayasan Haji Muslimat NU (YHMNU) yang membawahi 146 Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).


Dalam bidang pendidikan, Muslimat NU mempunyai Yayasan Pendidikan Muslimat NU (YPMNU) yang membawahi 9.800 TK dan Raudlatul Atfal, 350 Taman Pendidikan Al-Qur’an, dan 6.226 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Muslimat NU juga memiliki 11 Balai Latihan Kerja (BLK).


Sementara dalam bidang sosial dan kesehatan, Muslimat NU memiliki Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU (YKMNU) membawahi 104 panti asuhan, 10 asrama putri, 10 panti jompo, dan 108 pusat layanan kesehatan meliputi rumah sakit, rumah sakit bersalin, rumah sakit ibu dan anak, serta klinik. Dalam bidang ini juga, Muslimat NU bergerak memberikan peminjaman inkubator bayi. 


Selain itu, Muslimat NU juga bergerak dalam bidang ekonomi. Muslimat NU memiliki unit khusus dalam bidang ini, yaitu Induk Koperasi An-Nisa (Inkopan) yang memiliki 1 induk koperasi, 9 koperasi sekunder, 144 koperasi primer berbadan hukum, dan 355 tempat pelayanan anggota koperasi (TPAK).


Memang Muslimat NU dalam Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT)-nya mengenai strateginya dalam mewujudkan visi dan misinya dalam mewujudkan perempuan yang sadar beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ada empat strategi, yakni sebagai berikut.

  1. Mempersatukan gerak perempuan Indonesia, khususnya Perempuan Ahlusunnah wal Jamaah.
  2. Meningkatkan kualitas perempuan Indonesia yang cerdas, trampil, dan kompetitif, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap agama, bangsa, negara dan membentuk generasi penerus bangsa yang taat beragama.
  3. Bergerak aktif dalam kegiatan pelayanan masyarakat di bidang: Peribadatan, dakwah, dan penerangan; Sosial, ekonomi, kesehatan, dan lingkungan hidup; Pendidikan; Hukum dan advokasi; Usaha kemasyarakatan lainnya yang tidak bertentangan dengan organisasi.
  4. Meningkatkan jejaring dan kerjasama dengan badan-badan lembaga/organisasi yang tidak bertentangan dengan visi dan isi organisasi.

Dalam perkembangannya, Muslimat NU dari masa ke masa telah dipimpin oleh enam perempuan, yakni sebagai berikut.

  1. Ny. Chodijah Dahlan (1946-1947)
  2. Ny. Yasin (1947-1950)
  3. Ny. Hj. Mahmudah Mawardi (1950-1979)
  4. Hj. Asmah Syahruni (1979-1995)
  5. Hj. Aisyah Hamid Baidlawi (1995-2000)
  6. Hj. Khofifah Indar Parawansa (2000- sekarang).

Sampai hari ini, gerakan Muslimat NU tidak hanya terbatas di dalam negeri. Muslimat NU juga berdiri di sejumlah negara di tiga benua. Di Asia, ada di Malaysia, Taiwan, Hongkong, Jepang, Tiongkok, dan Arab Saudi; di Afrika, terdapat di Mesir dan Sudan; sedangkan di Eropa terdapat di Belanda, Inggris, hingga Jerman.


Penulis: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad