Kisah Ansor Kudus Dirikan Kring Pertama
-
Ajie Najmuddin
- Rabu, 29 April 2020 | 07:30 WIB
Setelah dibentuk pada tahun 1934, Ansoru Nahdlatil Oelama (A.N.O) berkembang ke beberapa daerah, di antaranya di Kudus, Jawa Tengah. Perkembangan A.N.O hingga ke Kudus, tentu tak lepas dari latar belakang Kudus sebagai daerah yang banyak didirikan pesantren. Lembaga pendidikan agama di sana bahkan telah ada sejak era Walisongo, yang salah satunya kita kenal sebagai Sunan Kudus.
Faktor jejaring pesantren ini pula yang menyebabkan NU lebih mudah diterima dan berkembang pesat di Kudus hingga sekarang. Di kota yang terkenal sebagai penghasil rokok kretek tersebut, Cabang NU didirikan pada tahun 1928, atas upaya dari Kiai Asnawi Kudus dan sejumlah tokoh kiai lainnya. Sewindu berselang, menyusul kemudian terbentuk Muslimat NU dan A.N.O di Kudus.
Baca juga: Kisah Niai Asnawi Dirikan NU Kudus
Ansor Cabang Kudus telah terbentuk dengan susunan pengurus yang disebutkan dalam majalah Berita Nahdlatoel Oelama’ (B.N.O) edisi tahun 1936, yakni H. Ali Sooffi (Voorzitter/Ketua), A.A. Achsien (Sekretaris I), dan M. Azhadi. Adapun kantor sekretariat A.N.O Kudus terletak di Kauman Kulon, yang tak jauh dari kompleks Menara Kudus.
Yang menarik, kantor A.N.O. Cabang Kudus ini letaknya tak jauh dari kediaman Kiai Asnawi, yang kelak pada Muktamar NU di Magelang tahun 1939, termasuk ke dalam kelompok ulama yang menentang berdirinya B.A.N.O (Barisan Ansor NO), karena soal seragam dan alat musik yang dipergunakan oleh B.A.N.O, yang dianggap menyerupai dengan kaum penjajah.
Kala itu, para pengurus dan anggota organisasi kepemudaan NU tersebut, biasa tampil dengan seragam kemeja hijau dan celana putih, dengan peci dan dasi berwarna hijau, serta berlambang NU warna putih. Saat berbaris juga menggunakan terompet dan genderang.
Soal penggunaan terompet dan genderang inilah yang memicu reaksi keras dari Kiai Asnawi. Ia bahkan sempat berikirim surat kepada Hadhratussyekh KH Hasyim Asy’ari yang dalam polemik tersebut, termasuk dalam kelompok yang memperbolehkan.
Belakangan, setelah Indonesia merdeka, ia tak lagi berpendapat keras mengenai seragam yang dikenakan para pemuda Ansor. Ketika Kiai Asnawi berkunjung ke kediaman Kiai Saifuddin Zuhri, ia membeberkan alasan: “Dulu ya dulu, sekarang ya sekarang. Lain Kedu lain Semarang, lain dulu lain sekarang. Dulu saya anti-dasi, karena ada illat yang mengharamkan. (Baca: Berangkat dari Pesantren, 2013: 513)
Memakai dasi di zaman itu tasyabbuh orang Belanda.. tetapi memakai dasi di zaman sekarang, menyerupai Bung Karno dan Abdul Wahid Hasyim!”
Dirikan Kring Pertama
A.N.O Kudus kemudian berhasil mendirikan Kring (perwakilan pengurus di bawah cabang) yang pertama, yakni Kring Kaoeman Wetan. Sebagaimana disebutkan dalam B.N.O. No. 16 Tahun ke-5 (edisi 15 Juni 1936 atau 25 Robiul Awwal 1355 H), rapat pembentukan Kring Kaoeman Wetan diselenggarakan di Madrasah Salafiah pada Sabtu malam, tanggal 9 Mei 1936.
Dalam forum pertemuan tersebut, dibacakan pesan dari KH Abdullah Oebayd, pendiri A.N.O, oleh A.A. Achsien. Juga beberapa peraturan A.N.O hingga para peserta yang hadir yang berjumlah 30 orang lebih tersebut, paham mengenai organisasi Ansor dan semakin yakin untuk bergabung di dalamnya.
Tentu, sebelum diadakan forum pertemuan ini, juga telah dilakukan persiapan, sehingga para peserta tidak terlalu kebingungan mengenai organisasi Ansor. Persiapan tersebut dilakukan oleh komite yang dipimpin oleh Djoefri.
Kemudian, setelah beberapa sesi dilaksanakan, tibalah pada sesi pemilihan pengurus, yang akhirnya terpilih M. Machsoen sebagai Ketua A.N.O Kring Kaoeman Wetan dan Soewarno sebagai sekretarisnya. Kemudian di antara 30 pemuda yang hadir berkenan untuk dicatat sebagai lid (anggota).
Maka, lengkaplah sudah susunan pengurus Kring A.N.O, yang baru pertama kali dibentuk di Cabang Kudus itu. Rencananya, setelah berhasil mendirikan Kring yang pertama itu, A.N.O Cabang Kudus akan melanjutkan program pendirian Kring di Sunggingan, Wergu, dan daerah-daerah lainnya.
Penulis: Ajie Najmuddin
Editor: Fathoni Ahmad
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
Tags:
Terkait
Fragmen Lainnya
Terpopuler Fragmen
Rekomendasi
topik
Opini
-
- Ahmad Rifaldi | Sabtu, 3 Jun 2023
Kritik Sayyid Usman soal Nasab dan Pandangannya tentang Ahlul Bait
-
- Muhammad Syakir NF | Jumat, 2 Jun 2023
Kesetaraan di Pesantren dalam Film Hati Suhita
-
- Arief Rosyid Hasan | Kamis, 1 Jun 2023
Ekologi Spiritual: Merawat Jagat, Mereformasi Bumi
Berita Lainnya
-
Tahun 2022, 45 Ribu Warga Terima Manfaat TJSL Pertamina
- Nasional | Kamis, 8 Jun 2023
-
Penyediaan Lapangan Kerja Jadi Tantangan Besar Indonesia
- Ketenagakerjaan | Rabu, 7 Jun 2023
-
Alasan PCINU Kaohsiung Taiwan Undang Gus Kautsar di Harlah Ke-5
- Internasional | Rabu, 7 Jun 2023
-
Melihat UMKM Binaan Pertamina di Sukabumi: Dari Bengkel Rumahan ke Jual Beli Kendaraan
- Nasional | Rabu, 7 Jun 2023
-
Kunjungi Siskohat, Irjen Kemenag Pertegas Pelayanan Haji Dilakukan Seoptimal Mungkin
- Nasional | Senin, 5 Jun 2023
-
Lantik Auditor, Irjen Harap Jadi Pemecah Masalah
- Nasional | Senin, 5 Jun 2023
-
Pertamina Dukung Penyelenggaraan 'Lagi-Lagi Tenis' Bersama Rans Entertainment
- Nasional | Ahad, 4 Jun 2023
-
Pemangku Kepentingan Bidang Ketenagkerjaan Deklarasikan Komitmen Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual
- Ketenagakerjaan | Kamis, 1 Jun 2023
-
Ajang Inovasi 2023, Pertamina Catat Penciptaan Nilai Hingga Rp12 Triliun
- Nasional | Kamis, 1 Jun 2023