Fragmen

Lambang Ansor Zaman Dulu: Hijau Putih Bersimbol Dunia (2)

Sen, 26 April 2021 | 14:10 WIB

Lambang Ansor Zaman Dulu: Hijau Putih Bersimbol Dunia (2)

Ilustrasi: Buletin Toentoenan PP Ansor N.O edisi Nomor 5 Tahun 1 (Maret 1938). (Foto: dok. istimewa)

Pada tulisan sebelumnya, terungkap lagu mars Gerakan Pemuda (GP) Ansor di masa awal, yakni ketika organisasi tersebut masih bernama Ansor Nahdlatil Oelama’ (A.N.O.). Lirik lagu mars Ansor tersebut dimuat dalam buletin Toentoenan PP Ansor N.O edisi Nomor 5 Tahun 1 (Maret 1938).


Dalam buletin tersebut, tertulis judul: Nasjid Al ‘Iqdam A.N.O. yang di bawahnya memuat dua opsi calon lirik lagu mars Ansor, yang nantinya akan diputuskan di Kongres ke-3 A.N.O di Kudus, tahun 1938. Untuk lirik lagu yang pertama sudah penulis ungkapkan di artikel sebelumnya.

 


Dalam lirik yang pertama tersebut, yang menarik terdapat kata: hijau putih bersimbol dunia. Ini bisa menjadi sebuah sinyalemen, logo atau lambang A.N.O. yakni bola dunia dengan paduan warna hijau dan putih. Diterangkan pula makna dari lambang tersebut, yakni bola dunia yang bermakna perdamaian. Kemudian warna hijau artinya kebenaran dan putih kesucian.


Lambang bola dunia tersebut, tentu berbeda dengan lambang GP Ansor yang kita kenal di masa sekarang, yakni terdapat simbol bulan sabit  dilingkari sembilan bintang. Pergantian simbol ini beriringan dengan pergantian nama organisasi, yang sebelumnya bernama Ansor Nahdlatil Oelama’ (A.N.O.) berganti menjadi Gerakan Pemuda (GP) Ansor, pada tahun 1949.


Logo yang baru, dengan bersimbol bulan sabit dilingkari bintang sembilan ini, bila kita perhatikan sangat mirip dengan lambang Barisan Hizbullah, pasukan dari kalangan pemuda santri yang berjasa besar di era merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.


Hal tersebut bukanlah sebuah kebetulan, sebab mereka yang menjadi pejuang di Barisan Hizbullah, sebagaian besar merupakan anggota Ansor, yang di masa perang sementara vakum secara organisasi, untuk bergabung dalam perjuangan fisik melawan penjajah.


Moh. Saleh Anwar (Ketua GP Ansor Cabang Solo, periode pertama/ tahun 1949) pada buku Risalah Kenang-kenangan Ulang Tahun ke-V Gerakan Pemuda dan Kepanduan Ansor (1954) mengungkapkan keterlibatan para pemuda NU tersebut:


“Tiupan angin taufannja api Revolusi jang mengamuk membakar sukma djaja djiwanja segenap pemuda Indonesia untuk mempertahankan tanah airnja jang ditjintai dari tjengkeraman kuku pendjadjahan Colonialisme Belanda jang ke II di Indonesia. Di antara pemuda2 itu terdapatlah beberapa pemuda2 Ahlus Sunnah wal djama’ah jang ikut pula berketjimpung dalam kantjah Revolusi itu."


Ansor Pemudanya NU


Kembali kepada pembahasan lirik mars ansor di masa A.N.O. Kemudian untuk lirik kedua, adalah sebagai berikut:


Ansorist pemudanya NU

Ansor barisannya NU

Islamisme dasarnya Ansor

Menuju ke pendidikan

Bagaikan pemuda Islam

Ansor Ansor

Sadarlah Ansoristen

Kaum pemuda Islam


Penulis: Ajie Najmuddin

Editor: Fathoni Ahmad