Internasional

17 Bom Guncang Thailand Selatan, Sasar Toserba dan Pom Bensin

Jum, 19 Agustus 2022 | 15:45 WIB

17 Bom Guncang Thailand Selatan, Sasar Toserba dan Pom Bensin

17 Bom Guncang Thailand Selatan. (Foto: cnn.com)

Jakarta, NU Online
Serangan bom terjadi di 17 titik lokasi di Thailand selatan, Rabu (17/8/2022). Serangan tersebut menyasar sebagian besar toserba dan pom bensin. Sedikitnya 17 serangan itu terjadi di provinsi selatan Pattani, Narathiwat dan Yala, Tiga warga sipil dilaporkan terluka.

 

Seperti dilansir Al Jazeera, Kapten Polisi Sarayuth Kotchawong menyampaikan, dirinya menerima laporan sesaat sebelum tengah malam bahwa seorang tersangka telah memasuki sebuah toko di sebuah pom bensin di distrik Yaha Yala.

 

Pria itu meletakkan tas hitam di dalamnya dan memperingatkan karyawan untuk pergi jika mereka “tidak ingin mati”. Para pekerja lalu pergi sebelum tas itu meledak 10 menit kemudian.

 

Serangan itu disinyalir sebagai serangan terkoordinasi. Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

 

Gelombang serangan itu terjadi setelah pemerintah Thailand memulai kembali diskusi dengan kelompok pemberontak utama, Barisan Revolusi Nasional. Diskusi damai tersebut baru kembali dibuka setelah dua tahun absen karena pandemi Covid-19.

 

Meski demikian, provinsi-provinsi di sepanjang perbatasan Thailand selatan dan Malaysia diketahui kerap terjadi pemberontakan tingkat rendah selama beberapa dekade.

 

Pemerintah Thailand sebenarnya telah memerangi kelompok-kelompok yang mencari kemerdekaan untuk sejumlah provinsi mayoritas berpenduduk Muslim seperti di Pattani, Yala, Narathiwat, dan sebagian Songkhla.

 

Menurut Deep South Watch, konflik serupa telah berlangsung sejak 2004 dan menewaskan lebih dari tujuh ribu korban jiwa.

 

Sementara The Patani United Liberation Organisation (PULO) mengklaim dialog itu tidak inklusif meski pemerintah telah mengatakan siap untuk berbicara dengan semua kelompok.

 

Pemimpin organisasi itu, Kasturi Makhota, mengatakan kepada Reuters bahwa serangan hari Rabu itu "tidak ada hubungannya dengan PULO.

 

Ketidakpuasan di provinsi selatan 

Penduduk Muslim Thailand di wilayah selatan telah lama mengeluhkan perlakukan seperti warga negara kelas dua di negara yang didominasi Buddhis itu. Tindakan keras oleh pemerintah Thailand juga telah memicu ketidakpuasan di provinsi-provinsi selatan.

 

Juru Bicara Militer Pramote, mengatakan para penyerang menggunakan sepeda motor dan dalam banyak kasus melemparkan bom bensin ke sasaran mereka.

 

“Jelas bahwa para pemberontak tetap berkomitmen untuk menggunakan kekerasan terhadap rakyat, merusak kepercayaan terhadap ekonomi, menciptakan ketidakpastian dan merusak sistem pemerintahan,” katanya.

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi