Internasional

9 Tahun Perang Suriah: 4,8 Juta Lebih Anak Lahir, 384 ribu Orang Meninggal

Ahad, 15 Maret 2020 | 14:00 WIB

9 Tahun Perang Suriah: 4,8 Juta Lebih Anak Lahir, 384 ribu Orang Meninggal

Massa menggelar aksi demo terhadap pemerintahan Presiden Bassa al-Asad. (Ilustrasi: syriahr.com)

Damaskus, NU Online
Badan anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNICEF, melaporkan, ada lebih dari 4,8 juta anak-anak lahir selama sembilan tahun Perang Suriah. Konflik juga menyebabkan ratusan ribuan orang meninggal dan terluka. 

“Perang di Suriah menandai tonggak memalukan lainnya hari ini. Jutaan orang memasuki dekade kedua kehidupan mereka yang dikelilingi oleh perang, kekerasan, kematian, dan pemindahan,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore, menandai konflik memasuki tahun kesepuluh, diberitakan Aljazeera, Ahad (15/3).

Sementara Observatorium Suriah untuk HAM merilis data bahwa sebanyak 384 ribu orang telah meninggal dalam Perang Suriah, termasuk lebih dari 116 ribu warga sipil. Dari seluruh angka kematian itu, 22 ribu anak-anak dan 13 ribu wanita termasuk menjadi korban.

Lebih rinci, Observatorium mencatat bahwa korban tewas selama konflik Suriah meliputi: 129 ribu lebih tentara Suriah, pasukan sekutu, dan milisi, 57 ribu pasukan pemberontak, 13 ribu anggota Pasukan Demokrat Suriah (SDF), sekitar 67 ribu lebih militan setia ISIS dan Hayat Tahrir al-Sham, 1.697 anggota pasukan Hizbullah, dan 421 lainnya tidak dikenali.

Untuk diketahui, Perang Suriah pecah pada Maret 2011 silam. Ketika itu, puluhan ribu warga Suriah melakukan aksi protes damai pro-demokrasi di sejumlah kota di Suriah. Mereka menuntut pencopotan Bassar al-Assad dari kursi presiden. Assad mewarisi posisi tersebut dari bapaknya, Hafez al-Assad pada 2010, setelah bapaknya berkuasa selama 30 tahun.

Pemerintah merespons aksi demonstrasi tersebut dengan kekerasan dan represif. Singkat cerita, konflik tersebut menarik pihak luar—termasuk kelompok pemberontak, kelompok militan, kelompok teroris, dan kepentingan asing, untuk ikut berperang secara kompleks.    

Presiden Suriah, Bassar al-Assad, kini menguasai 70 persen wilayah Suriah setelah sembilan tahun berperang melawan penentangnya. Dalam merebut wilayah-wilayah Suriah, dia bersekutu dengan Suriah, Iran, dan kelompok Hizbullah. 

Perang Suriah telah memporakporandakan kehidupan masyarakat dan ekonomi negeri itu. Perang itu telah menyebabkan 11 juta orang meninggalkan rumah mereka dan harus mengungsi ke tempat lain. Karenanya, PBB menyebut Perang Suriah sebagai salah satu bencana buatan manusia terburuk sejak Perang Dunia II. 

Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad