Internasional

Alasan PCINU Kaohsiung Taiwan Undang Gus Kautsar di Harlah Ke-5

Rab, 7 Juni 2023 | 16:00 WIB

Alasan PCINU Kaohsiung Taiwan Undang Gus Kautsar di Harlah Ke-5

Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur KH Abdurrahman Al-Kautsar atau Gus Kautsar. (Foto: Tangkapan layar Youtube NU Online)

Jakarta, NU Online 
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan Ranting Kaohsiung akan menggelar peringatan Hari Lahir (Harlah) yang ke-5. Acara ini dilangsungkan pada 18 Juni 2023 mendatang bertempat di Kaohsiung Fongshan Stadium yang berlokasi di Tiyu Rd, Fengshan District, Kaohsiung City.


Wakil Ketua PCINU Taiwan Ranting Kaohsiung, Imam Bukhori, menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan Harlah akan menghadirkan Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur KH Abdurrahman Al-Kautsar atau Gus Kautsar dan band punk asal Jakarta, Marjinal. 


Diundangnya kedua tokoh tersebut bukan tanpa alasan. Pria yang akrab disapa Chorie itu menjelaskan, Gus Kautsar merupakan ulama muda yang disegani oleh Warga Negara Indonesia (WNI) di Taiwan. 


“Adapun Harlah di Kaohsiung mengundang Gus Kautsar, ini karena muhibbin (pnecinta) Gus Kautsar di Taiwan ada banyak sekali, alumni Pesantren Ploso di sini juga banyak,” tutur Chorie kepada NU Online, Selasa (6/6/2023). 


Chorie sangat antusias menyambut kedatangan Gus Kautsar. Pasalnya, belum pernah sama sekali terselenggara tabligh akbar yang menghadirkan Gus Kautsar di Taiwan. 


Harlah ke-5 PCINU Taiwan Ranting Kaohsiung lantas menjadi momentum untuk mendatangkan Gus Kautsar ke Bumi Formosa.


“Gus Kautsar belum pernah ke Taiwan, maka itu kami dari PCINU Kaohsiung memantapkan diri untuk menghadirkan Gus Kautsar, walaupun berbagai halangan rintangan,” tuturnya.


Chorie menyebut pihaknya telah berencana untuk mengundang Gus Kautsar sejak September 2022 lalu. Namun, hal ini baru terealisasi pada Juni 2023.


“Kami menghubungi Gus Kautsar semenjak 2022, dan baru diberi waktu kemarin,” ucap dia. 


‘Kota Hijrah’ dan Marjinal

Kaohsiung merupakan kota terbesar dan terpadat kedua di Taiwan. Luas wilayah dan komposisi penduduk yang padat, menjadikan Kaohsiung memiliki keragaman budaya dan kelompok masyarakat.


Memiliki visi “Kota Hijrah”, Ranting Kaohsiung bertekad untuk menjadi rumah bagi semua kalangan yang ingin mendalami Islam. Mengundang Marjinal pada perayaan Harlah perkumpulan NU di Kaohsiung, Taiwan menjadi sangat beralasan.


“Kami senang merangkul mereka yang notabenenya jarang bermajelis, jarang ngumpul di PCINU, kami ajak pelan-pelan walaupun tampilannya slengean, alhamdulillah mereka mau ngikut ke PCINU,” tutur dia.


Menurutnya, kehadiran Marjinal menjadi magnet luar biasa. Marjinal dianggap mampu mengundang masyarakat, khususnya WNI di Taiwan yang berniat untuk “hijrah” agar tak sungkan menghadiri majelis ilmu. 


“Bagi mereka yang awam dan jarang bermajelis, Marjinal ini magnetnya luar biasa. Biasanya di sini ‘preman-preman’ kadang sungkan karena mereka lahirnya (tampilannya) seperti itu: rambutnya panjang, celana sobek-sobek,” papar Chorie. 


“Maka itu, Kaohsiung welcome banget, nggak melulu harus pakai peci dan jilbab yang ini-itu, ada apanya saja yang penting semua mau ngaji, dan antusias,” imbuh dia.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Syamsul Arifin