Internasional

Atase KBRI Tokyo: Tujuan Kuliah di Luar Negeri agar Bisa Mengabdi untuk Bangsa

Ahad, 13 Februari 2022 | 08:15 WIB

Atase KBRI Tokyo: Tujuan Kuliah di Luar Negeri agar Bisa Mengabdi untuk Bangsa

Tangkap layar webinar tentang informasi kuliah dan beasiswa di Jepang, Jumat (11/2/2022) malam. 

Tokyo, NU Online 
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam), Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang, menggelar serial webinar tentang informasi kuliah dan beasiswa di Jepang, Jumat (11/2/2022) malam. 

 

Webinar seri pertama tersebut mengangkat tema Santri Kuliah di Jepang? Bisa! dengan menghadirkan pembicara Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Tokyo, Yusli Wardiatno; Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, H Waryono Abdul Ghafur; alumnus PCINU Jepang Imam Tahyudin; dan Wakil Ketua Lakpesdam PCINU Jepang, Elza Firdiani Sofia.


Ketua PCINU Jepang, Achmad Gazali, dalam sambutannya menyampaikan bahwa webinar tersebut dimaksudkan untuk memberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia, khususnya santri terkait peluang kuliah di negeri matahari terbit itu. 

 

"Webinar ini akan dilanjutkan dengan seri webinar yang lebih spesifik menyajikan info beasiswa S3, S2, S1, bahkan kuliah di Jepang jalur nonbeasiswa. Untuk informasi webinar selanjutnya dapat dipantau di media sosial PCINU Jepang," tutur Gazali.

 

Sementara itu, Yusli Wardiatno menyampaikan bahwa kuliah di luar negeri terutama di negara maju seperti Jepang memiliki banyak keuntungan, di antaranya adalah keunggulan kualitas dan fasilitas pendidikan dan global networking. Namun, di atas semua itu, katanya, yang terpenting adalah perlu ditanamkan niat bahwa ilmu yang didapat kelak untuk kemajuan Indonesia. 

 

"Tetapi hal penting yang menjadi tujuan utama dari kuliah di luar negeri adalah untuk bisa berkiprah memajukan Indonesia, bisa mengabdi untuk bangsa," papar Yusli Wardiatno. 

 

Sementara itu Waryono Abdul Ghafur yang menjadi pembicara kedua, menjelaskan bahwa saat ini beasiswa santri berprestasi dari Kementerian Agama masih terbatas pada jenjang S1 di dalam negeri. Adapun untuk beasiswa jenjang pendidikan S2 dan S3, bisa melalui beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) santri dan program 5.000 doktor dari Direktorat Tinggi Islam. 

 

"Melalui acara webinar ini kita dapat menjajaki program lebih lanjut tentang peluang santri kuliah ke Jepang," jelasnya.

 

Acara yang dikemas untuk memperingati Harlah Ke-96 NU tersebut diikuti oleh 100 peserta. Mereka adalah para aktivis dan mahasiswa Jepang, dan para pengasuh pondok pesantren di Indonesia.

 

Kontributor: Aryudi A Razaq
Editor: Kendi Setiawan