Internasional

Disediakan 15 Bus dan Truk, Pengungsi Rohingya Tak Mau Dipulangkan ke Myanmar

Jum, 23 Agustus 2019 | 08:00 WIB

Disediakan 15 Bus dan Truk, Pengungsi Rohingya Tak Mau Dipulangkan ke Myanmar

Warga Rohingya. (Foto: Reuters)

Cox’s Bazar, NU Online
Otoritas Bangladesh sudah menyediakan lima bus dan 10 truk untuk mengangkut para pengungsi Rohingya dari Teknaf, Bangladesh ke negara bagian Rakhine, Myanmar. Namun, para pengungsi Rohingya tidak ada yang muncul ketika kendaraan sudah disiapkan.

“Kami sudah menunggu sejak jam 9 pagi. Tapi tak ada yang muncul,” kata petugas Bangladesh yang bertanggung jawab di Teknaf, Khaled Hossain, diberitakan AFP.

Beberapa hari sebelumnya, otoritas Bangladesh sudah mengidentifikasi 3.450 pengungsi Rohingya untuk dikembalikan ke Myanmar. Rencananya, mereka akan dipulangkan ke Myanmar pada Kamis (22/8) kemarin.

“Semuanya sudah siap. Titik transit darat juga sudah dipersiapkan," kata Komisioner urusan pengungsi Bangladesh, Mohammad Abul Kalam.

Kalam mengatakan, pihaknya sudah memastikan bahwa 3.500 pengungsi Rohingya yang akan dipulangkan itu memenuhi syarat dan tidak dalam tekanan. "Tak ada yang akan dipaksa pulang kecuali mereka mau secara sukarela," tegasnya.

Para pengungsi Rohingya yang hendak dipulangkan itu mengaku khawatir akan dimasukkan ke dalam kamp khusus ketika mereka tiba di Myanmar. Mereka tidak berani pulang sebelum ada jaminan keselamatan dan pemberian kewarganegaraan. 

Salah seorang pria Rohingya, Sayedul Haque, mengaku, dirinya takut dengan pemerintah Myanmar yang pernah mempersekusi etnis Rohingya dua tahun silam. "Saya sangat sedih, sangat khawatir jika harus kembali ke Myanmar. Saya takut pada pemerintahan Myanmar, seperti dulu waktu saya di sana," kata Haque, diberitakan Reuters, Jumat (23/8).

Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa situasi dan kondisi negara bagian Rakhine masih belum kondusif karena masih ada konflik dengan kelompok pemberontak Tentara Pembebasan Arakan Rohingya (ARSA).

Dua tahun lalu, ARSA melakukan serangan ke empat pos polisi dan satu pangkalan militer di Rakhine dengan alasan membela hak-hak minoritas Rohinya yang selama ini diperlakukan diskriminatif oleh pemerintah Myanmar. 

Tentara Myanmar kemudian merespons serangan ARSA tersebut dengan ‘operasi pembersihan’ di Rakhine. Kejadian itu menyebabkan ribuan minoritas Rohingya meninggal dan sekitar 750 ribu etnis Rohingya melarikan diri dan mengungsi di Bangladesh.

 
Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad