Internasional

Ini Perubahan Sikap Seseorang yang Meraih Haji Mabrur

Rab, 28 Agustus 2019 | 09:00 WIB

Ini Perubahan Sikap Seseorang yang Meraih Haji Mabrur

Konsultan Ibadah Haji Indonesia sektor 1 Makkah, Habib Salim al-Jufri (berdiri)

Makkah, NU Online
Predikat haji mabrur tidaklah bisa dilihat dari perubahan secara dhahir (fisik). Haji mabrur bukanlah orang yang selalu menggunakan baju gamis dan peci putih setiap hari setelah pulang dari berhaji. Haji mabrur merupakan predikat dan ujian yang akan bisa dilihat dan dirasakan oleh orang lain dalam waktu lama.
 
"Haji mabrur akan mendapatkan ujian mulai dari setelah kembalinya ia dari tanah suci sampai dengan wafat," kata Konsultan Ibadah Haji Indonesia sektor 1 Makkah, Habib Salim al-Jufri, Rabu (28/8).

Menurutnya, yang diharapkan dari haji mabrur itu adalah perubahan sikap yang dilakukan oleh para haji sebagai hasil dari penggemblengan fisik dan mental melalui rangkaian rukun, wajib, dan sunnah haji.
 
"Tanda haji mabrur, setelah pulang kembali ke tanah air, ibadahnya semakin rajin, sedekahnya semakin masif, dan amal ibadah lainnya semakin ditingkatkan," jelasnya.
 
Diikatakan, Rasulullah pun telah menjelaskan perubahan sikap yang akan terlihat setelah orang benar-benar menjadi haji mabrur  Ada tiga perubahan yang kesemuanya akan membawa manfaat bagi orang sekitarnya.
 
"Haji mabrur menurut Rasulullah ditandai dengan senangnya ia memberi makan orang lain. Ini artinya, haji mabrur akan memiliki sifat mudah dan suka membantu orang yang membutuhkan. Tidak pulang haji malah pelit," katanya menjelaskan perubahan dan tanda pertama haji mabrur.
 
Yang kedua, haji mabrur akan senantiasa menyebar keselamatan dan kedamaian untuk orang yang ada di sekitarnya. Haji mabrur mampu mewujudkan Islam Rahmatan lil Alamin kepada siapa saja baik sesama muslim maupun dengan agama dan suku yang berbeda.
 
"Haji mabrur tidak akan gampang menyalahkan, mengafirkan, dan membid'ahkan orang lain," tegasnya saat memberi penyuluhan pada jemaah kelompok terbang (kloter) 51, 53, dan 55 yang berada di Hotel Al Zaer Mashaer 114 Syisyah, Makkah, Rabu (28/8).
 
Tanda yang ketiga, haji mabrur akan senantiasa mengeluarkan ucapan yang baik dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Yang keluar dari lisannya adalah hal yang baik seperti dzikir dan hal bermanfaat lainnya serta jauh dari membicarakan orang lain.
 
Kegiatan bimbingan ibadah dan penyuluhan seputar ibadah haji seperti yang dilaksanakan ini, secara periodik terus dilakukan oleh Kementerian Agama kepada jemaah melalui para petugasnya dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Muiz