Internasional

Keistimewaan Bisht, Jubah Khas Arab yang Dipakaikan kepada Messi

Sel, 20 Desember 2022 | 11:00 WIB

Keistimewaan Bisht, Jubah Khas Arab yang Dipakaikan kepada Messi

Kapten Timnas Argentina, Lionel Messi memakai Bisht, jubah tradisional khas Arab saat mengangkat trofi Piala Dunia 2022. (Foto: Reuters/Carl Recine)

Jakarta, NU Online

Meskipun banyak mendapat kritik karena menutupi jersey Argentina yang dikenakan Messi saat mengangkat trofi Piala Dunia 2022, bisht atau jubah khas Arab memiliki sejumlah keistimewaan. Jubah bisht yang dipakai Lionel Messi paling mahal dibuat dengan menggunakan bulu unta atau wol kambing dengan sulaman emas di kerah dan lengan.


Namun, yang paling mahal, royal bisht dirancang khusus untuk pangeran, politisi, dan orang kaya. "Orang-orang tersebut biasanya memilih warna hitam, kuning madu, krem, dan krim untuk bisht mereka," kata Abu Salem, penjahit asal Arab Saudi dari Al Ahsa dikutip Arab News.


Jubah bisht buatan tangan (handmade) dan menggunakan benang emas atau perak dan terkadang kombinasi keduanya.


Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani memberi Lionel Messi jubah tradisional Arab atau bisht, sesaat sebelum penyerang Paris Saint-Germain (PSG) itu mengangkat trofi Piala Dunia.


Dalam konteks pemberian bisht ke Messi, dosen Studi Islam Universitas Exeter, Mustafa Baig dilansir Independentmenyebut bahwa Qatar bermaksud memberi hormat kepada kapten Argentina itu. 


"Mereka pada dasarnya menghormatinya dengan meletakkannya di atas bahunya. Ini seperti tanda kehormatan dan semacam sambutan budaya, serta penerimaan budaya," jelas dia.


Menurut Baig, bisht juga mewakili pakaian nasional Qatar, tetapi hanya pada acara-acara penting. Dengan Messi yang mau memakai bisht, Baig menyebut hal ini merupakan sebuah tanda penerimaan terhadap budaya setempat.


Ia juga menjelaskan, bisht merupakan pakaian yang lebih diasosiasikan dengan negara-negara Teluk dan tidak umum di semua negara Arab.


Jubah ini biasanya menjadi pilihan pakaian formal bagi ulama, politisi, dan individu-individu berpangkat tinggi di Arab. Tak cuma itu, bisht juga dipakai sebagai simbol status oleh orang-orang seperti keluarga kerajaan dan orang kaya.


Bisht adalah jubah panjang tradisional Arab yang dikenakan pria di atas thobes mereka. Jubah ini biasanya terbuat dari wol dan warnanya berkisar dari putih, krem, dan krem hingga warna cokelat, abu-abu, dan hitam yang lebih gelap.


Jubah tersebut dikenal dengan sebutan bisht yang merupakan pakaian tradisional di dunia Arab yang telah dipakai sejak ribuan tahun.


Daerah Al-Ahsa di Provinsi Timur telah menjadi rumah bagi penjahit bisht terbaik selama lebih dari 200 tahun dan produsen terkemuka di negara-negara Teluk sejak 1940. Anda dapat menemukan bisht yang disebut Al-Qattan, Al-Kharas, Al-Mahdi atau Al-Bagli.


Tiga jenis bordir digunakan dalam pembuatan bisht: jahitan emas, jahitan perak, dan jahitan sutra. Benangnya disebut zari dan emas dan perak sangat umum. Bisht hitam dengan jahitan emas adalah yang paling populer, setelah krem dan putih.


Pada awal 90-an warna baru diperkenalkan ke pasar bisht. Biru, abu-abu dan merah marun kebanyakan dikenakan oleh generasi muda. Generasi yang lebih tua tetap berpegang pada warna hitam, coklat dan krem tradisional.


Menjahit bisht Hasawi adalah seni yang membutuhkan ketelitian dan keterampilan. Sulaman emas membutuhkan kesabaran dan memakan waktu berjam-jam. Lamanya waktu tergantung pada gaya dan desain. Membuat salah satu bisht ini dengan tangan bisa memakan waktu 80 hingga 120 jam dan empat penjahit, masing-masing dengan satu tugas khusus.


Setelah memenangkan Piala Dunia 2022 dan dipakaikan bisht oleh Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Messi disebut 'Syeikh' dalam pemberitaan Arab News.


Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan