Internasional

Kondisi Kehidupan di Gaza Palestina Semakin Buruk

Rab, 11 Mei 2022 | 09:30 WIB

Kondisi Kehidupan di Gaza Palestina Semakin Buruk

Kondisi Gaza Palestina setahun lalu akibat serangan Israel. (Foto: EPA via The Guardian)

Jakarta, NU Online

Serangan tragis dan mematikan Israel terhadap warga Gaza setahun lalu terus menandai konflik yang belum pernah usai. Perang selama 11 hari tersebut meninggalkan jejak kehancuran di seluruh wilayah Palestina.


Dikutip dari Anadolu Agency, satu tahun setelah serangan itu, warga Palestina belum pulih dari dampak perang yang memperburuk kondisi ekonomi bagi dua juta penduduk di wilayah Gaza.


Sekitar 250 warga Palestina tewas dan ribuan terluka dalam ratusan serangan udara Israel di Gaza selama perang tersebut.


Tiga belas warga Israel juga tewas dalam tembakan roket Palestina dari Gaza selama konflik.


Menurut otoritas lokal di Gaza, serangan Israel telah menyebabkan kerugian materi sekitar USD479 juta.


Konflik meletus dengan latar belakang ketegangan di Yerusalem Timur yang diduduki Israel atas keputusan pengadilan Israel untuk mengusir sejumlah keluarga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah demi kepentingan pemukim Yahudi.


Selama perang Israel, Palestina telah melaporkan setidaknya 19 pembantaian Israel di mana 91 warga sipil Palestina tewas, termasuk 41 anak-anak dan 25 wanita.


Kekerasan, yang terburuk dalam beberapa tahun, berhenti pada 21 Mei 2021 di bawah gencatan senjata yang ditengahi Mesir.


Konflik tidak hanya terus menerus terjadi di Gaza, tetapi juga di wilayah lainnya. Kabar terbaru, Uni Eropa (UE) pada Selasa (10/5/2022) mengecam rencana Israel untuk mengusir keluarga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.


“Perluasan permukiman, pembongkaran, dan penggusuran adalah ilegal menurut hukum internasional,” kata kepala juru bicara layanan diplomatik UE Peter Stano dalam sebuah pernyataan mengutip Anadolu.


Kecaman itu muncul sebagai tanggapan atas keputusan Mahkamah Agung Israel dalam kasus penggusuran perumahan Palestina di daerah Masafer Yatta.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Muhammad Faizin