Internasional

Maulid Diba’ Serentak Menggema di Berbagai Penjuru Amerika Serikat dan Kanada

Sel, 18 Oktober 2022 | 11:00 WIB

Maulid Diba’ Serentak Menggema di Berbagai Penjuru Amerika Serikat dan Kanada

Warga Nahdliyin di Montreal, Kanada, usai Maulid Nabi dengan Maulid Diba. (Foto: Istimewa)

Montreal, NU Online

Maulid Diba’menggema di berbagai penjuru Amerika Serikat dan Kanada, seperti di Boston, Seattle, Cleveland, Philadelphia, New York, Knoxville, Buffalo, Calgary, Toronto, dan Montreal. Hal tersebut dilakukan dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw (Maulid Nabi) yang diselenggarakan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika Serikat (AS)-Kanada pada Sabtu, (15/10/2022)


Acara tersebut juga diisi dengan ceramah keagamaan oleh Habib Ismail Fajrie Alatas, profesor dari New York University. Ia menyampaikan, bahwa pentingnya majlis pembacaan maulid ini sebagai tasywiqon lis-sami’ yang melahirkan dan memupuk kerinduan kepada Nabi saw dan ini merupakan cara yang paling efektif dalam mendidik dan menumbuhkan cinta kepada Nabi saw karena adanya ta’alluq atau ikatan dengan Nabi saw sehingga muncul kerinduan. 


Akademisi yang akrab disapa dengan Habib Aji itu juga menegaskan, bahwa mengingat kisah kelahiran dan sejarah hidup Nabi Muhammad saw adalah salah satu cara yang paling ampuh dan paling manjur untuk membiasakan telinga dan kemudian hati kita untuk mempunyai ta’alluq dan mempunyai ikatan batin dengan Nabi saw.


Habib Aji mengutip Al-Qur’an Surat Yunus ayat 58 sebagai dasar diperintahkan oleh Allah SWT untuk bergembira dengan karunia dan rahmat-Nya. Ia pun bertanya, “Apakah ada anugerah yang lebih besar dari Nabi Muhammad SAW? Apakah ada rahmat yang lebih besar dari beliau Rasulullah SAW? Apakah ada kenikmatan yang lebih besar daripada kehadiran Nabi SAW”.


“Karena yang mengajak kita semua adalah semulia-mulianya rasul (akramur rasul) maka kita menjadi semulia-mulianya umat, dan itulah alasan kita berbahagia dan alasan kita bergembira dengan kelahiran Nabi saw,” demikian ujar Wakil Katib Syuriyah PCINU Amerika Serikat Kanada itu.


Tidaklah mengherankan jika kemudian kaum muslim selama berabad-abad merayakan dan bergembira atas kelahiran Nabi saw dan bulan Rabiul Awal ini menjadi bulan kegembiraan.

 

Warga Nahdliyin di Boston, Amerika Serikat usai Maulid Nabi Muhammad saw 1444 H.


Selanjutnya, Habib Aji juga menyinggung baiknya membiasakan untuk memberikan kebahagiaan lebih kepada anak-anak di bulan Rabiul Awal sedari kecil. Hal ini agar bisa merasakan kebahagiaan dan mempunyai tali ikatan dengan bulan Rabiul Awal yang menjadi spesial berkat lahirnya Rasulullah saw.


Sebab, Allah swt tidak menakdirkan Nabi saw dilahirkan di bulan-bulan yang besar, yang sudah dimuliakan sebelum Islam. Habib Aji juga menegaskan bahwa Allah SWT justru ingin menjadikan bulan biasa yang tadinya tidak spesial menjadi bulan spesial, bulan yang istimewa karena hadirnya Rasulullah SAW.


Sebelumnya, untuk menambah semaraknya momen mauludan ini, diadakan lomba mewarnai dan storytelling kisah kelahiran Nabi Muhammad saw.


Habib Aji menyinggung pentingnya storytelling sebagai pendidikan, sebagai moda pengajaran yang efektivitasnya terbukti sebagai mode pembentukan karakter tanpa diketahui dan rasakan. Kisah bisa meneguhkan hati dan memberikan pelajaran. Al-Qur’an sendiri banyak berisi kisah yang menunjukkan pengakuan akan pentingnya storytelling.


Habib Aji juga menyitir ungkapan Imam Junaid al Baghdadi, al-hikayat jundun min junudi Allah Ta’ala yatsbitullahu bihal qulub (Hikayat/cerita adalah punggawa dari punggawa-punggawa Tuhan yang mana dengannya Allah menetapkan hati-hati manusia melalui hikayat, melalui cerita). Lantas, adakah kisah yang lebih agung dan mulia, yang lebih meneguhkan hati dan memberikan pelajaran, daripada cerita dan sejarahnya Nabi SAW?”begitu tanyanya.


Disinilah, Anggota Lembaga Kajian Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU itu melanjutkan, pentingnya majlis pembacaan maulid dengan membaca kisah kelahiran beliau, karena disini ada transmisi cerita, ada transmisi hikayat, riwayat, dan sejarah yang membuat kita terhubung dengan masa lalu.


Kegiatan mauludan hibrid ini berpusat di Boston, Amerika Serikat dan Montreal, Kanada. Usai acara, warga Nahdliyin pun ramah tamah sekaligus menikmati hidangan ala Nusantara di kediaman Bapak H Muhammad Daniar di Boston dan Bapak Rangsang Wiwaswan di Montreal.


Kontributor: M Izzul Haq
Editor: Syakir NF