Internasional

Mengenal 3 Ulama Terkemuka Maroko (3-Habis)

Rab, 14 Desember 2022 | 07:30 WIB

Mengenal 3 Ulama Terkemuka Maroko (3-Habis)

Ilustrasi: Masjid Hasan II di Casablanca, Maroko. (Foto: iStock)

Jakarta, NU Online

Maroko sejak dahulu melahirkan banyak cendekiawan dan ulama terkemuka dunia. Hal ini tak aneh memang ketika madrasah dan kampus di sana bertumbuhan dengan baik sejak berabad-abad lalu.


Sampai hari ini, Maroko juga memiliki beberapa ulama yang menjadi rujukan Muslim dunia. Tiga di antaranya adalah Syekh Ahmad Raisuni, Syekh Mustafa Ben Hamzah, dan Syekh Maulud As-Sariri.


1. Syekh Ahmad Raisuni

Ulama yang memiliki nama lengkap Ahmad bin Abdussalam bin Muhammad Raisuni ini lahir pada tahun 1953 di Kampung Ain Sulthan, Maroko. Ulama yang dikenal sebagai Pakar Maqashid ini menempuh pendidikan menengahnya di Kota Qasr Kabir.

 

Kemudian, ia melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mengambil studi ilmu perundang-undangan selama satu tahun dan pindah ke ilmu agama dan filsafat. Berikutnya, ia mengambil studi ilmu syariah di Universitas Al-Qarawiyin, Fez dan mendapat gelar sarjana alimiyah pada tahun 1978.


Selanjutnya, Syekh Ahmad terus berkuliah di Universitas Mohamed V Kota Rabat pada Fakultas Adab dan Humaniora dengan meraih gelar master pada tahun 1986. Ia juga memperoleh diploma master jurusan ilmu maqashid syariah tahun 1989. Tahun 1992, Syekh Ahmad meraih gelar doktor dalam bidang ushul fiqih.


Kiprahnya di tengah publik sangat banyak. Ia tidak hanya menjadi pengajar di dalam negerinya saja, melainkan juga mengemban amanah keilmuannya di berbagai negara, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, hingga Turki.

 

Ia juga pernah diamanahi untuk menjadi ketua Rabithah Ulama Ahlussunnah wal Jamaah, Ketua Rabithah Mustaqbal al-Islami tahun 1994-1996, Ketua Gerakan Persatuan dan Reformasi tahun 1996-2003, Ketua Pusat Studi dan Riset Maqashid Syariah, dan Direktur Pelaksana Harian al-Tajdid tahun 2000-2004.


Syekh Raisuni memiliki sejumlah karya yang sudah dibaca secara luas oleh kalangan civitas akademika studi Islam, seperti Nadhariyat al-Maqashid ā€˜inda Al-Imam Al-Syathibi, Min Aā€™lami al-Fikr al-Maqashidi, Madkhal ila Maqashid al-Syariah, Maqashid al-Maqashid, dan Al-Fikr al-Islami wa Qadlayana al-Siyasah al-Muā€™ashirah.


2. Syekh Mustafa Ben Hamzah

Syekh Mustafa lahir d Kota Oujda pada tahun 1949 M. Ia menempuh pendidikan sarjana di dua bidang sekaligus, yaitu syariah Isalm di Universitas Qarawiyin, Fez dan kesusastraan bahasa Arab di Universitas Sidi Muhammad ben Abdillah, Fez.

 

Di tingkat magister, ia juga menempuhnya di dua bidang, yaitu Dirasat Islamiyah di Darul Hadis Al-Hasaniyah, Rabat dan bahasa Arab di Universitas Muhammad V Rabat. Sementara pendidikan doktoralnya ditempuh di tanah kelahirannya, Oujda, tepatnya di Universitas Muhammad Awwal.


Syekh Mustafa mengabdikan diri menjadi pengajar di Universitas Muhammad Awwal, Kota Oujda. Di kampus tersebut, ia pernah mengemban amanah sebagai Dekan Fakultas Dirasat Islamiyah. Ia juga diangkat sebagai Ketua Majelis Ilmu Kota Oujda dan Anggota Majelis Ilmu Nasional Maroko.


Selain itu, ulama yang dikenal sebagai salah satu ahli dalam bidang ushul fiqih itu juga pernah mengemban amanah sebagai anggota Komite Riset Keilmuan Islam di Al-Azhar, Mesir dan Anggota Majelis Perekonomian dan Sosial Maroko. Ia juga pernah menjadi pengisi Durus Hasaniyah Ramadhan pada tahun 1421 H, 1423 H, dan 1427 H di hadapan Raja Muhammad VI.


Sebagai seorang ulama, Syekh Mustafa juga telah menerbitkan sejumlah karyanya. Di antaranya adalah Al-Khathib wa Waqiā€™ al-Ummah, Karamah al-Marā€™ah min Khilal Khushiyyatiha al-Tasyriā€™iyah, Syakhshiyat al-Fiqh al-Maliki- Fahm ā€˜Amiq li al-Kitab wa al-Sunnah wa Himayah li ā€˜Aqidah al-Ummah, dan sebagianya.


3. Syekh Maulud As-Sariri

Syekh Maulud As-Sariri lahir di Perkampungan Ctouka Ait Baha, Souss-Massa, Maroko. Ia lahir berbarengan dengan tanggal kelahiran Nabi Muhammad saw, tepatnya pada 12 Rabiul Awal 1383 H atau bertepatan dengan 3 Agustus 1963 M.

 

Sejak kecil mula, Syekh Maulud sudah mengaji Al-Qurā€™an dan berbagai pengetahuan syariat di bawah pengawasan ayahnya. Kemudian, ia mengembara ke Kota Tangier guna memperdalam pengetahuannya.


Syekh Maulud pun kembali ke tanah kelahirannya untuk mengabdikan diri dalam menyampaikan ilmunya di sana. Ia dikenal sebagai pakar dalam bidang ushul fiqih.

 

Banyak karyanya yang membicarakan bidang keilmuan itu, seperti Manhaj al-Ushuliyyin fi Bahtsi al-Dilalati al-Lafdhiyati al-Wadhā€™iyyah, Muā€™jam al-Ushuliyyin, Tajdid Ilm Ushul al-Fiqh, Munadhirat wa Muhawirat Fiqhiyyah wa Ushuliyyah, dan sebagainya.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad