Internasional

Mungkinkah Konflik Iran-AS Picu Perang Dunia Ketiga? Ini Kata Pakar

Rab, 8 Januari 2020 | 07:45 WIB

Mungkinkah Konflik Iran-AS Picu Perang Dunia Ketiga? Ini Kata Pakar

Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan Iran. (Getty Images via BBC)

Jakarta, NU Online
Serangan Amerika Serikat (AS) yang menewaskan Komandan Pasukan Quds—cabang Garda Revolusi Iran, Jenderal Qasem Soleimani, membuat hubungan kedua negara tersebut bersitegang. Pemimpin Iran menegaskan akan melakukan balas dendam kepada AS atas meninggalnya jenderalnya tersebut. 

Tidak tinggal diam, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menghancurkan 52 basis Iran jika Negeri Mullah tersebut melakukan aksi balas dendam. Mungkinkah konflik Iran dan AS tersebut memicu terjadinya Perang Dunia Ketiga? 

Pakar Timur Tengah, Yon Machmudi, mengatakan, butuh tahapan yang lebih jauh untuk terjadinya Perang Dunia Ketiga. Menurutnya, orang-orang berpikiran bahwa kondisi saat ini bisa saja memicu Perang Teluk Ketiga. Untuk diketahui, Perang Teluk Pertama adalah perang antara Irak dan Iran. Perang Teluk Kedua adalah Invasi Irak ke Kuwait hingga pemakzulan Saddam Hussein. 

“Ini dianggap akan berlanjut kepada Perang Teluk Ketiga. Perang Teluk Ketiga akan meluas seandainya bisa melibatkan aktor-aktor yang lain. Iran dekat dengan Rusia. Iran dekat dengan China. Apakah mereka mendapatkan support itu?” kata Yon dalam sebuah wawancara di televisi swasta, Selasa (7/1).

“Sementara Amerika dengan sekutunya yang ada di Timur Tengah, dengan Saudi, Uni Emirat Arab, dan lain sebagainya. Apakah itu kemudian akan terjadi perang terbuka yang akan meluas. Kalau itu yang terjadi, tentu kondisinya sangat mengkhawatirkan,” lanjut Ketua Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam, Sekolah Kakian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia (UI) itu.

Sebagaimana diketahui, Komandan Pasukan Quds Iran, Jenderal Qasem Soleimani, meninggal dunia dalam serangan udara di Bandara Internasional Baghdad, Irak yang dilancarkan pasukan Amerika Serikat (AS), Jumat (3/1) lalu.

Soleimani meninggal ketika pesawat yang ditumpanginya tertembak roket AS, sesaat setelah mendarat di Bandara Baghdad.  Ia turun dari pesawat untuk bertemu dengan Wakil Komandan dari kelompok milisi pro-Iran di Irak bernama Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) dan anggota milisi pro-Iran lainnya. Akibat serangan AS tersebut, tujuh orang dilaporkan meninggal dunia.

Atas kejadian tersebut, Iran merespons dengan meluncurkan rudal balistik ke pangkalan udara Al-Asad di Irak yang menampung pasukan AS dan koalisi. Kantor berita negara Iran yang mengutip Garda Revolusi Iran menyebut serangan ke Pangkalan Al-Asad adalah aksi pembalasan setelah komandan pasukan elite Iran, Jenderal Qasem Soleimani tewas. Rangkaian serangan itu berlangsung beberapa jam setelah pemakaman Soleimani. 

Gempuran kedua terjadi di Irbil sesaat setelah sejumlah rudal menghantam Pangkalan Al-Asad, sebut Al Mayadeen TV dilansir BBC.

Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad