Internasional

Nahdliyin di Mesir Didorong Wujudkan Transformasi Diri

Jum, 13 November 2020 | 03:00 WIB

Nahdliyin di Mesir Didorong Wujudkan Transformasi Diri

Konfercab PCINU Mesir, Rabu (10/11). (Foto: Istimewa)

Kairo, NU Online
​​​Kader NU di Mesir harus mampu melakukan perubahan diri atau self transformation untuk menjadi lebih berkualitas dalam berbagai bidang. Pengurus PCINU harus bisa melakukan inovasi organisasi.

 

"Bukan hanya melanjutkan yang sebelumnya, tetapi memiliki kreativitas yang terus dikembangkan. Al-muhafadhah ‘alaal-qadîm al-shâlih, wa al-akhdzu bil jadîd al-ashlah," kata Kepala Perwakilan Republik Indonesia di Mesir, Muhammad Aji Surya saat konferensi PCINU Mesir, Selasa (10/11).

 

Sebelumnya Aji Surya juga menegaskan persatuan merupakan kunci terpenting, termasuk dalam menghadapi situasi krisis yang disebabkan Covid-19. "Untuk bisa mencapai hal itu, kader NU harus menjadi agen moderat demi mewujudkan situasi yang tenang dan damai," ungkapnya.

 

Oleh karena konfercab dilangsungkan bertepatan dengan Hari Pahlawan, Sekjen PBNU  A Helmy Faishal Zaini mengingatkan bahwa NU turut berperan memerdekakan Indonesia dan menjaga kelanjutannya dalam pembangunan, termasuk dalam jihad melawan tentara sekutu di Surabaya.

 

"Untuk itu, kader penerus NU harus berjuang lebih gigih di dalam mengisi kemerdekaan Indonesia agar terus berkembang maju serta menyejahterakan warga Indonesia," kata Sekjen Helmy melalui virtual. 

 

Rais Syuriah PCINU Mesir, Muhlashon Jalaluddin menekankan pentingnya PCINU membina anggotanya untuk terus mengasah keahlian di dalam memahami risalah Al-Azhar dalam mengembangkan wasatiyah Islam.

 

Menurut Muhlashon, tantangan besar yang dihadapi oleh kader NU adalah maraknya gerakan ekstrem kanan dan ekstrem kiri. Muhlashon juga meminta kepada peserta konfercab dan pengurus yang akan datang untuk menetapkan sebuah kode etik bagi kader NU di Mesir.

 

Berdasarkan bank data mutakhir, jumlah anggota Nahdliyin tidak kurang dari 3000 mahasiswa dan pelajar di Mesir. Kode etik dirasa penting sebagai salah satu wasilah bagi para pengurus dan senior almamater untuk menjangkau jumlah yang sedemikian besar. Kode etik adalah salah satu tolok ukur untuk meningkatkan tawâshaw bi al-haq dan tawâshaw bial-shabr di dalam sama-sama menuntut ilmu di Mesir. 

 

Perlu diketahui bahwa selain berdirinya sekretariat permanen di kawasan Darbul Ahmar-Darrasah, kepengurusan periode 2018-2020 telah melakukan lompatan cukup besar di berbagai bidang. Utamanya, dibentuknya beberapa lembaga di tubuh PCINU seperti Badan Otonom PC Ansor, LAZISNU dan Lembaga Wakaf.

 

Dari sisi kegiatan, lembaga dan lajnah di NU kebanjiran anggota baru yang tidak semuanya dapat ditampung untuk memasuki kelompok kajian di Lakspesdam, LBM, SAS Center dan LSBNU.

 

Di sela-sela persidangan konfercab yang membahas laporan pertanggungjawaban Ketua Tanfidziyah dan isu-isu keorganisasian dan kemahasiswaan secara umum, jajaran Syuriyah di ruang terpisah mendiskusikan isu-isu strategis di dalam meningkatkan kiprah PCINU di Mesir.

 

Konferensi Cabang XI Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) menetapkan Ahmad Rikza Aufarul Umam sebagai Ketua Umum Tanfidziyah masa khidmat 2020-2022. Ariz—sapaan akrab—yang sebelumnya adalah Ketua II meraup 336 (63,04%) suara dari total 500 pemilih yakni Nahdliyin Mesir. Perolehan suara terbanyak kemudian disusul oleh Alfan Humaidi (15,57%), M Nova Burhanuddin (12,20%) dan Ahsanul Muallim (9,19%).  

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan