Internasional

NU Jepang Dampingi Muallaf Pasca-Pembacaan Syahadat

Sen, 16 September 2019 | 11:45 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang kembali membimbing warga Jepang mengucapkan syahadat. Adalah Naito Masaaki, seorang pengusaha, dengan tulus dan tanpa paksaan dari pihak mana pun mengikrarkan diri untuk menganut agama Islam di Masjid Nusantara Akihabara, Tokyo, Jepang pada Ahad (15/9) pukul 10.30 waktu setempat.

Dalam mengucapkan syahadat, pria asal Tokyo itu dibimbing langsung oleh Ustadz Nasril Albab Mohamad, pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat. Proses pembacaan syahadat itu disaksikan oleh Ketua Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jepang Muhammad Anwar dan jamaah Masjid Nusantara Akihabara.

Anwar mengatakan bahwa pembacaan syahadat adalah ikrar awal orang masuk dan menjadi penganut agama Islam. Selanjutnya, NU Jepang juga tidak ingin lepas tanggung jawab begitu saja. “Maka kami sebagai Muslim harus aktif membimbing untuk jangka panjang,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa NU Jepang menawarkan kepada para mualaf yang masuk Islam di dua masjid yang dibina oleh PCINU Jepang untuk memperdalam agama Islam secara gratis di pondok pesantren di Indonesia.

“Kami tawarkan bebas biaya bagi mereka yang masuk Islam di Masjid Nusantara Akihabara atau Masjid Al-Ikhlas Kabukicho dan ingin memperdalam agama Islam di pesantren-pesantren di Indonesia, kami akan berikan tiket PP gratis dan kebutuhan hidup selama mondok,” terangnya.

Di samping itu, Anwar juga menjelaskan bahwa PCINU memiliki madrasah pengajian yang berkelas dengan metode tilawati di Masjid Nusantara. Pengajian ini diasuh oleh Ustadz Nasril Albab Mohamad dan Ustadz Sholahuddin yang tengah menempuh studi doktor di Universitas Waseda. Kegiatan yang dilakukan saban Sabtu pukul 14.00 sampai 16.00 itu juga dibantu oleh para relawan pengajar.

“Hingga saat ini, siswa Madrasah Nusantara berjumlah 11 anak-anak dan 13 orang dewasa,” jelasnya.

Madrasah tersebut dibagi menjadi empat kelas. Kelas pemula diperuntukkan bagi mereka yang belum mengenal dengan huruf Arab sama sekali. Kelas 2, bagi yang sudah kenal huruf, tetapi belum mengetahui metode tilawati.

Adapun kelas 3 dimaksudkan untuk yang sudah bisa membaca kalimat sambung tapi belum lancar dalam membaca. Kelas paling tinggi atau kelas 4 dikhususkan bagi yang sudah lancar membaca, namun belum menguasai hukum bacaan atau tajwid.

Selain itu, Masjid Al-Ikhlas Kabukicho juga membuka yasinan dan tahlilan setiap Kamis malam Jumat pukul 20:00 waktu Jepang. Ada pula yasinan dan tahlilan pada Sabtu malam Ahad pukul 20.00 di Masjid Nusantara Akihabara. “Setiap yasinan dan tahlilan, kami selalu menyediakan makan malam,” ungkapnya.

Usai pengajian pada malam Minggu, Masjid Nusantara biasanya melanjutkan kegiatan dengan latihan rebana sampai pukul 01.00 malam. “Kemudian istirahat dan shalat subuh berjamaah dilanjutkan dengan sarapan pagi bersama,” pungkasnya.

Pewarta : Syakir NF
Editor : Alhafiz Kurniawan