Pemerintah Uzbekistan Cabut Larangan Jilbab di Sekolah
Jumat, 10 September 2021 | 04:45 WIB
Menteri Pendidikan Sherzod Shermatov menyarankan pemakaian jilbab tidak akan menutupi dagu mereka. Sampai saat ini, dia tidak merinci kategori siswa yang akan menjalankan keputusan ini.
Patoni
Penulis
Jakarta, NU Online
Pemerintah Uzbekistan telah mencabut larangan berjilbab. Kini, gadis-gadis Uzbekistan diizinkan mengenakan jilbab di sekolah. Pemerintah Uzbekistan mencabut larangan jilbab tersebut untuk meningkatkan kehadiran mereka di sekolah.
Dikutip dari NDTV, Menteri Pendidikan Sherzod Shermatov menyarankan pemakaian jilbab tidak akan menutupi dagu mereka. Sampai saat ini, dia tidak merinci kategori siswa yang akan menjalankan keputusan ini.
Sementara itu, Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev telah melonggarkan beberapa kontrol terhadap Islam yang disetujui negara sejak 2016 setelah kematian eks presiden Islam Karimov.
Awal tahun ini, Uzbekistan mengesahkan undang-undang tentang mengizinkan perempuan mengenakan jilbab di tempat umum. Keputusan tersebut tidak berlaku di gedung-gedung yang menampung lembaga-lembaga negara, seperti sekolah.
Larangan lain yang dibatalkan setelah kematian Karimov termasuk larangan anak-anak ke masjid dan larangan menggunakan pengeras suara untuk mengumandangkan adzan.
Pemerintah Amerika Serikat pada 2018 menghapus penetapan sanksi Uzbekistan sebagai negara dengan perhatian khusus untuk kebebasan beragama dan tahun lalu menghapusnya dari daftar pengawasan khusus dari pelanggar kebebasan beragama.
Islam merupakan agama yang dominan di Uzbekistan. Namun, pemerintah sangat sekuler dan mempertahankan kontrol ketat atas agama dalam tiga dekade kemerdekaan dari Uni Soviet.
Dikutip dari Al Arabiya, pada Agustus 2018, Presiden Mirziyoyev menerbitkan dekrit yang melarang murid perempuan memakai jilbab di sekolah. Aturan ini dengan cepat menuai kritikan dari jaring sosial yang dipimpin Parpiyev, imam Masjid Omina di Tashkent, Uzbekistan.
Dia mengeluarkan rekaman video berisi kritikan yang diunggah lewat Facebook ditujukan kepada Presiden Mirziyoyev pada akhir pekan lalu. Langkah sang imam terbilang tidak biasa bagi seorang ulama di Uzbekistan.
Dalam rekaman video itu, Parpiyev mengatakan meskipun reformasi Islam dijalankan, tetapi umat Islam masih ditindas, khususnya terkait penggunaan jilbab dan janggut. Dia pun meminta bantuan kepada Presiden Mirziyoyev agar menjaga kebebasan hati nurani.
Namun, setelah melayangkan kritik tersebut, Parpiyev mengkonfirmasi bahwa dirinya dipecat dari Dewan Muslim Uzbekistan. Saat itu, beberapa rekan ulama di Uzbekistan juga telah mendesaknya agar menarik pernyataannya.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muchlishon
Terpopuler
1
Kronologi Penembakan terhadap Guru Madin di Jepara Versi Korban
2
Silampari: Gerbang Harapan dan Gotong Royong di Musi Rawas
3
Hukum Mengonsumsi Makanan Tanpa Label Halal
4
Sejarah Baru Pagar Nusa di Musi Rawas: Gus Nabil Inisiasi Padepokan, Ketua PCNU Hibahkan Tanah
5
NU Peduli Salurkan Bantuan Sembako kepada Pengungsi Erupsi Lewotobi
6
Respons Pergunu soal Wacana Guru ASN Bisa Mengajar di Sekolah Swasta
Terkini
Lihat Semua