Internasional

Pengalaman Santri Jombang di Thailand: Dari Susah Cari Masjid sampai Makanan Halal

Kam, 29 Desember 2022 | 12:00 WIB

Pengalaman Santri Jombang di Thailand: Dari Susah Cari Masjid sampai Makanan Halal

Santri asal Jombang, Jawa timur, Azizuddin Muhammad Nashafi sejak pertengahan 2021 bertolak ke Thailand untuk meneruskan studinya. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online 

Menjadi Muslim di Negeri Gajah Putih membawa kesan tersendiri bagi seorang santri asal Jombang, Jawa timur, Azizuddin Muhammad Nashafi. Sejak pertengahan 2021, santri yang biasa dipanggil Aziz ini bertolak ke Thailand untuk melanjutkan studinya. 


Tak tanggung-tanggung, Aziz mendapatkan Petchra Pra Jom Klao Doctoral Scholarship, sebuah beasiswa program master lanjut doktor keluaran King Mongkut's University of Technology Thonburi (KMUTT) Bangkok, Thailand.


"Muslim paling banyak mendiami Thailand di bagian selatan ada Pattani, dan Bangkok bagian Thon buri. Kebetulan alhamdulillah saya di Thon Buri," terang Aziz kepada NU Online pada Rabu (28/12/2022).


"Tetapi, kalau sudah ke Bangkok metropolis atau di kota itu sudah jarang sekali Muslim," tambah dia.


Mendiami Thailand sejak Agustus tahun lalu, Aziz menyebut dirinya masih mendapati beberapa kesulitan seperti mencari tempat ibadah dan makanan halal.


"Tantangan terberatnya mencari tempat ibadah dan makanan halal. Kalau ke Bangkok kota misalnya, nggak pakai maps, bisa-bisa nggak bisa shalat itu," tuturnya.


Letak masjid yang berjauhan membuatnya cukup kesulitan menemuinya jika sedang berada di luar. Pasalnya, ia harus mengandalkan penuh smartphone dengan koneksi internet. Berbeda dengan di Indonesia, yang hampir di banyak tempat, masjid relatif mudah ditemui.


"Susah banget dan harus jalan jauh dulu. Harusnya punya HP yang terkoneksi internet," jabar pria yang pernah menyantri di Pondok Pesantren Mambaul Khoirot, Jombang dan Ma’had Al Ulya, Malang, Jawa Timur itu.


Sementara itu, Aziz juga mengatakan bahwa mencari sentra makanan halal juga agaknya menjadi tantangan tersendiri.


"Cari makanan paling susah. Hampir semua restoran di Thailand itu ada menu babinya," ujar sarjana sains lulusan Universitas Brawijaya itu.


Kendati demikian, untuk menyiasati itu Aziz selalu berjaga dengan mendatangi restoran khusus seafood. "Restoran seafood dan harus seafood aja. Kalau ada babinya satu saja, waduh nggak boleh itu kan kecampur juga masaknya," tuturnya.


Selain itu, ia juga memiliki alternatif lain yakni dengan berburu makanan halal di kampus maupun minimarket terdekat hingga memasak sendiri.


"Cari makanan halalnya pasti ke kampus dan Seven Eleven. Di sana menjual makanan yang ada label halalnya," terangnya.


"Tapi, saya sering juga masak sendiri. Kebanyakan teman yang di university ini juga masak sendiri," tutupnya. 


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Kendi Setiawan