Internasional

Rektor Universitas Az-Zaituna: Saatnya Indonesia Bawa Islam NU ke Dunia Arab

Ahad, 18 Agustus 2019 | 03:30 WIB

Rektor Universitas Az-Zaituna: Saatnya Indonesia Bawa Islam NU ke Dunia Arab

Para pengurus PCINU Tunisia berpose usai pelantikan di Universitas Az-Zaitunah, Kamis, (15/8). (Foto: PCINU Tunisia)

Tunis, NU Online
Rektor Universitas Az-Zaituna Tunisia, Prof Hichem Grissa, mengatakan jika dahulu para ulama membawa Islam dari Arab menuju Indonesia, kini saatnya Indonesia bangkit dan menyebarkan ke-Islam-annya ke dunia Arab dan seluruh dunia Islam.
 
Hal tersebut dikatakannya saat memberi sambutan pada diskusi dan pelantikan Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tunisia periode 2019-2020. Acara yang digelar di Auditorium Ibnu Khaldun, Universitas Az-Zaituna, Kamis (15/8), bertepatan dengan 14 Dzulhijjah 1440 H ini mengusung tema NU, Kiprah dan Tantangan dalam Menapak Masa Depan.
 
Hichem mengungkapkan rasa senang dan sepakat dengan pemilihan kata jam’iyyah dalam penyebutan organisasi Islam ini. Pemilihan kata jam’iyyah untuk Nahdlatul Ulama ini sangat tepat.
 
“Jadi, bukan hizb (partai). Karena, jam’iyyah menunjukkan bahwa organisasi ini memiliki tujuan gerakan sosial, yakni mengumpulkan orang kepada kebajikan. Sedangkan, kata hizb berarah pada siyasah (politik),” tuturnya dalam rilis PCINU Tunisia yang diterima NU Online, Sabtu (17/8).
 
Hichem Grissa yang juga salah satu Dewan Mustasyar PCINU Tunisia turut prihatin dengan konflik yang terus bergejolak di kawasan negara-negara Arab. Ia berharap wajah Islam Indonesia yang damai dapat diperkenalkan dan ditransfer ke dunia Arab dan dunia Islam pada umumnya.
 
“Jika dahulu para ulama membawa Islam dari Arab menuju Indonesia, maka sekarang saatnya Indonesia bangkit dan membawa ke-Islam-annya ke dunia Arab dan (seluruh) dunia Islam,” tegas Hichem Grissa.
 
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Tunisia, Ikrar Nusa Bhakti, mengungkapkan betapa Nahdlatul Ulama secara historis telah membuktikan kiprahnya sebagai organisasi yang berasas keagamaan dan kebangsaan yang kuat.
 
“Mars Yalal Wathan tadi saya benar-benar merasakan bahwa NU dari dulu selalu menanamkan jiwa religius sekaligus nasionalis kebangsaan,” kata Ikrar saat memberi sambutan.
 
Selain dihadiri Rektor Universitas Az-Zaituna, Duta Besar LBBP RI untuk Tunisia beserta stafnya, pelantikan yang berlangsung khidmat ini juga dihadiri Ketua PPI, Perwakilan dari PCI Muhammadiyah dan warga Nahdliyin yang berada di Tunisia.
 
Ketua panitia konfercab, Amin Khafidin Busro, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut serta mensukseskan rangkaian konfercab hingga pelantikan hari itu.
 
Usai pelantikan, acara dilanjutkan dengan diskusi dengan dua pemateri: Muhammad Yazid dan Ardi Pramana. Dalam diskusi tersebut lebih menitiktekankan kiprah dan peluang NU sebagai pemersatu umat sebagaimana diusung dalam tema konfercab dan pelantikan kali ini.
 
“Semoga kepengurusan PCINU Tunisia dapat mengemban amanah dengan sebaik-baiknya dan NU di Tunisia khususnya semakin jaya sebagaimana selalu didengungkan oleh rais syuriyah yang baru untuk selalu memakai tagar #wanahnu_NU,” pungkasnya.
 
Hasil Konfercab PCINU Tunisia memutuskan dan menetapkan pasangan Ahya Jazuli dan Idris Ahmad Rifa’i sebagai Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah periode 2019-2020. Ahya Jazuli asal Cirebon pernah menjabat A’wan Syuriyah PCINU dan Ketua PPI Tunisia 2018-2019. Sedangkan Idris Ahmad Rifa’i merupakan Mahasiswa S2 Ulumul Qur’an wal Hadits Universitas Az-Zaituna. Pria asal Lampung ini juga menjabat Sekretaris PPI Tunisia 2019-2020. (Red: Musthofa Asrori)