Internasional

Taliban Larang Pajang Manekin, Pemilik Toko Pilih Tutupi Kepala Patung dengan Kain

Jum, 20 Januari 2023 | 18:00 WIB

Taliban Larang Pajang Manekin, Pemilik Toko Pilih Tutupi Kepala Patung dengan Kain

Kepala manekin di salah satu toko di Afghanistan ditutupi kain pada Senin (26/12/2023). (Foto: AP

Jakarta, NU Online 
Otoritas Taliban kembali mengeluarkan kebijakan yang menyedot atensi masyarakat. Mereka mengeluarkan larangan memajang manekin perempuan.

 

Kebijakan tersebut lantas membuat banyak pemilik toko membungkus kepala manekin dengan karung kain atau plastik hitam, alih-alih meniadakan manekin dari etalase toko mereka. Pemandangan manekin “berkarung” tersebut banyak dijumpai di Ibu Kota Afghanistan, Kabul.

 

Mulanya, Taliban bahkan memerintahkan kepala boneka pajangan tersebut agar langsung dipenggal. Beberapa penjual pakaian menaati, beberapa lainnya ada yang memilih untuk membungkusnya dengan kain.

 

Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan Taliban memutuskan bahwa semua manekin harus disingkirkan dari jendela toko atau kepalanya dilepas. Mereka mendasarkan perintah tersebut pada interpretasi ketat hukum Islam yang melarang patung dan gambar berbentuk manusia karena dapat disembah sebagai berhala.

 

Para pemilik toko mengeluh bahwa mereka tidak dapat memajang pakaian mereka dengan benar atau harus merusak manekin yang berharga.


Aturan tersebut memusingkan para pemilik toko yang harus menyeimbangkan antara mematuhi aturan Taliban dan tetap berusaha menarik pelanggan.

 

“Saya tidak bisa menutupi kepala manekin dengan plastik atau benda jelek karena akan membuat jendela dan toko saya terlihat jelek,” kata Bashir, pemilik toko busana di Kabul, dilansir dari Associated Press, Jumat (20/1/2023).

 

Para pemilik toko berusaha keras untuk dapat menarik minat pembeli di tengah kondisi ekonomi yang runtuh sejak pengambilalihan Afganistan oleh Taliban.

 

Manekin berkerudung adalah salah satu simbol kekuasaan puritan Taliban atas Afghanistan. Namun di satu sisi, mereka juga merupakan pertunjukan kecil perlawanan dan kreativitas pedagang pakaian Kabul.

 

Sejak kembali berkuasa pada bulan Agustus, Taliban semakin memaksakan interpretasi mereka atas hukum Islam. Produk kebijakan yang dikeluarkan sangat membatasi kebebasan, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.

 

Pengambilalihan Taliban telah menghancurkan ekonomi Afghanistan yang bergantung pada bantuan, dengan aset miliaran dolar dibekukan oleh Amerika Serikat dan sebagian besar bantuan internasional dihentikan.

 

Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi