Internasional

Yaman Konfirmasi Kasus Corona Pertama

Jum, 10 April 2020 | 16:15 WIB

Yaman Konfirmasi Kasus Corona Pertama

Seorang pegawai menyemprotkan disinfektan ke sebuah mobil di Sanaa, Yaman, pada 21 Maret lalu untuk mencegah penyebaran virus corona. (Foto: AFP via Arabnews)

Sanaa, NU Online
Pemerintah Yaman melaporkan kasus infeksi virus corona (Covid-19) pada Jumat (10/4) atau sehari setelah Koalisi Militer Pimpinan Arab Saudi mendeklarasikan gencatan senjata. Ini merupakan kasus corona pertama di negeri tersebut. 

Seperti diberitakan AFP, kasus corona pertama di Yaman tersebut terjadi di wilayah provinsi selatan. "Kasus virus Corona pertama yang dikonfirmasi telah dilaporkan di provinsi Hadramawt," kata Komite Darurat Nasional Tertinggi Covid-19 Yaman.

Menurut komite, pasien yang positif terinfeksi virus corona itu sedang menjalani perawatan dan dalam keadaan stabil. Disebutkan bahwa pihak terkait telah melakukan berbagai macam upaya untuk mencegah penyebaran virus tersebut.

Sehari sebelumnya, Kamis (9/4), Koalisi militer pimpinan Arab Saudi mendeklarasikan gencata dalam Perang Yaman selama dua pekan ke depan. Pihak Koalisi menyebut, durasi gencatan tersebut bisa saja diperpanjang nantinya, tergantung perkembangan ke depannya. Langkah ini sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).  

Langkah ini merupakan respons Koalisi Pimpinan Saudi terhadap seruan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak pemerintah dan Houthi terlibat—dengan itikad baik dan tanpa prasyarat—dalam pembicaraan untuk menyetujui mekanisme gencatan senjata nasional, langkah-langkah pembangunan kepercayaan kemanusiaan dan ekonomi, serta memulai kembali negosiasi penyelesian konflik.

Utusan Khusus PBB Martin Griffiths menyambut baik gencatan senjata yang diumumkan koalisi Saudi tersebut. Ia menyerukan pihak-pihak yang berkonflik untuk segera menghentikan semua permusuhan. 

Hal yang sama juga dirasakan penduduk Yaman dan Saudi yang selama ini daerahnya dijadikan sebagai medan tempur. Mereka menyambut baik kabar gencatan senjata tersebut.
 
Konflik di Yaman adalah perang proxy antara Arab Saudi dengan Iran. Saudi mendukung pemerintah Yaman, sementara Iran berada di belakang kelompok Houthi—kelompok oposisi terhadap mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Houthi melakukan perlawanan karena menuduh pemerintah Yaman—yang didukung Saudi dan AS- telah melakukan korupsi besar-besaran.

Perang Yaman yang bermula pada 2014 itu telah menyebabkan kehidupan di negeri itu kacau balau. Lebih dari seratus ribu orang meninggal dunia. Jutaan orang meninggalkan tempat tinggalnya dan mengungsi. Puluhan juta menghadapi kerawanan makanan. Dan ribuan sekolah hancur.
 
Pewarta: Muchlishon
Editor: Kendi Setiawan