Jateng

Ketua PP RMINU Dorong Pembelajaran Kreatif dan Inovatif di Pesantren

Jum, 13 Mei 2022 | 08:30 WIB

Ketua PP RMINU Dorong Pembelajaran Kreatif dan Inovatif di Pesantren

Ketua PP RMINU KH M Dian Nafi mendorong pembelajaran kreatif dan inovatif di pesantren (Dok. Aldi)

Sukoharjo, NU Online Jateng
Pengajaran berbagai ilmu pengetahuan dan akhlak di pesantren perlu dibingkai dengan pengajaran menarik, yang mudah untuk dipahami dan dipraktikkan oleh santri dan masyarakat luas.

“Kita perlu berpikir kreatif dan sistematis, agar permasalahan di masyarakat luas dapat terselesaikan dengan solusi-solusi inovatif yang diciptakan dari pembelajaran yang ada di pesantren,” kata Ketua Pengurus Pusat (PP) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) KH M Dian Nafi', Selasa (10/5).

Pada kegiatan 'Belajar Bareng: Pengenalan Computational Thinking' di Kompleks Pesantren Al-Muayyad Windan Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo tersebut, Kiai Dian dalam sambutannya juga memberikan arahan kepada Pengurus Cabang (PC) RMINU Sukoharjo serta seluruh pengasuh dan pengajar pesantren NU di Sukoharjo untuk terus memperkuat fungsinya sebagai lembaga pengembangan pondok pesantren dan pendidikan keagamaan.

Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sukoharjo KH Abdullah Faishol menuturkan, kegiatan pembelajaran berbasis teknologi semacam ini sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing pesantren di era disrupsi.

“Santri dan pesantren tidak boleh takluk dengan perkembangan teknologi. Manfaatkan perkembangan teknologi saat ini sebagai kemudahan dalam belajar dan berdakwah. Sehingga masyarakat lebih mendapatkan manfaatnya,” ujarnya.


Narasumber Munajat memaparkan materi (Dok. Aldi)

Computational Thinking

Pada kesempatan tersebut, para pengurus RMINU, pengasuh, dan pengajar pesatren di wilayah Sukoharjo tersebut belajar mengenai Computational Thinking (CT). CT merupakan metode berpikir untuk merumuskan persoalan dan solusinya, yang secara efektif dapat dieksekusi oleh “information processing agent” (tergantung agen mana yang akan  mengeksekusi dengan lebih efektif, efisien dan optimal: komputer, atau manusia).

"Proses analisis persoalan ini menuju solusi yang tetap dilakukan oleh manusia," terang Dosen IAIN Salatiga, Munajat yang menjadi narasumber dalam pembelajaran CT tersebut.

Dijelaskan, pemahaman pada CT sangat dibutuhkan terutama oleh para guru, karena dengan CT guru dapat melatih kebiasaan (habit) bagi para santri khususnya anak-anak agar selalu berfkir computational yakni decomposing, abstraction, algorithms, dan pattern recognition.

"Tujuannya, melalui pengajaran CT ini pesantren-pesantren di bawah naungan RMINU dapat mencetak generasi yang lebih produktif, kreatif, dan inovatif serta religius dalam menyelesikan permasalahan sekitar, mulai dari hal yang sederhana hingga permasalahan yang paling kompleks," terang mantan staff Presiden Joko Wiodo itu.

Ketua PC RMINU Sukoharjo KH Moh Mahbub menjelaskan, seluruh peserta kegiatan terlihat antusias mengikuti pemaparan materi yang disampaikan oleh narasumber. Narasumber menyampaikan materi pengantar computational thinking berupa urgensi kecepatan manusia dalam merumuskan persoalan dan solusinya.

"Pada sesi terakhir, peserta dilatih berkomunikasi dan bekerja sama dalam menyelesaikan sebuah masalah melalui gambar sederhana yang dibagikan oleh narasumber," pungkasnya.

Pengirim: Aldi Rizki Khoiruddin