Nasional

Jawagendong, Pasar Dadakan Meriahkan Lebaran Ketupat di Buntet Pesantren 

Sen, 9 Mei 2022 | 14:15 WIB

Jawagendong, Pasar Dadakan Meriahkan Lebaran Ketupat di Buntet Pesantren 

Anak-anak bermain trampolin, salah satu permainan yang hadir di Jawagendong. (Foto: NU Online/Aru).

Cirebon, NU Online
Jawagendong adalah istilah bagi pasar dadakan yang memeriahkan perayaan Lebaran Ketupat di Buntet Pesantren Cirebon, Jawa Barat. Berbagai jajanan berupa makanan, minuman, mainan anak-anak, hingga wahana permainan berbayar pun tersedia di Jawagendong ini.

 

Masyarakat di Buntet Pesantren terlihat memadati Jawagendong ini. Mereka memborong berbagai makanan dan jajanan. Sembari jajan, para orang tua membiarkan anaknya bermain di Trampolin, salah satu permainan anak-anak di Jawagendong.

 

"Harganya Rp7000 untuk satu anak, per 30 menit," kata Penjaga Trampolin, M Gandi, kepada NU Online di dekat Masjid Agung Buntet Pesantren Cirebon, Senin (9/5/2022).

 

Setiap tahun, Gandi selalu datang ke Jawagendong. Ia mengaku mendapatkan tambahan rezeki dari adanya kemeriahan Lebaran Ketupat di Buntet Pesantren ini.

 

"Walaupun Jawagendong ini cuma satu hari, sampai malam, tapi alhamdulillah ramai. Lumayanlah dapat tambahan rezeki. Karena kalau Lebaran Ketupat begini banyak orang yang datang ke sini buat silaturahim," kata Gandi.

 

Meski begitu, ia mengaku bahwa Lebaran Ketupat tahun ini tidak seramai pada tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19. Ditambah anak-anak sekarang lebih senang bermain gadget daripada mencari permainan di luar ruangan seperti Trampolin ini.

 

"Ini ramai, tapi sebelum pandemi lebih ramai. Anak-anak juga kan lebih senang main game daripada main beginian. Terakhir yang ramai banget itu tahun 2019. Tahun 2020 Jawagendong tidak ada. Tahun 2021 ada tapi sepi. Sekarang alhamdulillah mulai ramai lagi walaupun nggak seramai 2019," katanya.

 

Diketahui, Lebaran Ketupat merupakan perayaan yang dilaksanakan pada 8 Syawal atau satu minggu setelah Idul Fitri. Tepatnya usai masyarakat melaksanakan puasa sunnah Syawal selama enam hari.

 

Tradisi ini diisi dengan aktivitas saling kunjung. Tamu yang berkunjung akan dipersilakan untuk menikmati makanan berupa ketupat lengkap dengan sayur opor ayam, rendang, dan sambal goreng kentang.

 

Setiap rumah, warga terlihat sangat sibuk melayani para tamu yang datang, baik dari masyarakat luar maupun dalam. Dari luar, tamu-tamu yang hadir itu seperti alumni, orang tua santri, dan warga di sekitar Buntet Pesantren Cirebon untuk menemui para kiai.

 

Sementara masyarakat dari dalam itu seperti anak-anak yang selama setahun sibuk bekerja di luar kota. Lebaran Ketupat menjadi momentum bagi keluarga berkumpul.

 

Masyarakat Buntet Pesantren Cirebon terlihat sangat gembira menyambut setiap tamu yang datang dalam perayaan Lebaran Ketupat ini.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi