Jatim

Dari Hasil Ternak Bebek, Pasutri asal Lumajang Ini Bisa Berangkat Haji

Rab, 7 Juni 2023 | 12:40 WIB

Dari Hasil Ternak Bebek, Pasutri asal Lumajang Ini Bisa Berangkat Haji

Surip, calon jamaah haji asal Lumajang. (Foto: NOJ/jatimhariini.co.id)

Lumajang, NU Online

Surip bin Jumali (67) dan Roidah binti Muktar (64) pasangan suami istri (pasutri) asal Dusun Krajan, Desa Labruk Lor, Kecamatan/Kabupaten Lumajang, Jawa Timur bakal berangkat menuju tanah suci dalam kloter 49 pada tanggal 10 Juni pekan depan, setelah sebelumnya dikabarkan gagal berangkat.


Surip mengaku tidak menyangka jika niatnya berangkat haji bisa terwujud setelah bertahun-tahun menunggu. Apalagi dirinya hanya seorang pengangon bebek di sawah.


Meski begitu, Surip bangga karena bisa mendaftarkan namanya bersama istrinya menjadi calon jamaah haji pada Juni 2011 silam. Kala itu, ia mendaftarkan diri dengan uang cash dari hasilnya angon bebek.


"Sebetulnya tahun 2020 kemarin mau berangkat, tapi karena pandemi dan usia saya lebih tua setahun dari yang dipersyaratkan. Alhamdulillah bisa berangkat tahun ini," ujarnya yang dilansir dari Jatim Hari ini, Ahad (4/6/2023).


Surip menceritakan, perjuangannya hari demi hari menyisihkan uang sisa belanja keperluan dapur terus ia kumpulkan bertahun-tahun. Yang bisa ia sisihkan tidak banyak, mulai dari Rp10 ribu sampai sekitar Rp70 ribu. Setelah terkumpul, langsung ia pakai untuk mendaftar.


"Nabungnya di rumah, yang jelas uang segitu lebih dari 13 tahun mengumpulkannya," terangnya.


Selama ini, ia menghabiskan hidupnya dengan menggembala bebek secara berpindah-pindah, dari sawah yang satu ke sawah yang lain. Profesi itu ia jalani sejak usia belasan tahun, hingga saat ini sudah berlangsung sekitar 50 tahun lebih.


Kini bebek miliknya yang berjumlah sekitar 100 an ekor ia jual sebagai bekal selama menjalankan ibadah haji. Hal itu ia lakukan lantaran khawatir tidak ada yang merawat bebek-bebek itu.


"Masih ada 10 ekor, nanti pulang haji ya angon bebek lagi daripada diam di rumah. Sebetulnya sudah tidak boleh, disuruh istirahat tapi saya tidak mau," ungkapnya.


Sejak menikah, ia dibantu istrinya dengan mengolah dan menjual telur bebeknya itu setelah dijadikan telur asin. Bahkan sekarang sudah banyak pelanggan yang membeli telur asin buatannya dalam jumlah besar. Sementara bebek yang sudah tidak bertelur, ia jual jadi bebek potong ke luar kota.


"Dulu sewaktu masih muda, sampai ada 2500 ekor lebih. Sampai ada 7 orang yang saya pekerjakan. Kerja angon bebek lebih irit biaya,” tandasnya.

 

Pewarta: A Habiburrahman

Editor: Yulia Novita Hanum, Syamsul Arifin