Kesehatan

Kasus Obesitas Merenggut Nyawa, Kenali Dampak dan Pencegahannya

Kam, 22 Juni 2023 | 20:30 WIB

Kasus Obesitas Merenggut Nyawa, Kenali Dampak dan Pencegahannya

Ilustrasi: Obesitas merupakan penumpukan lemak berlebihan akiat ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang digunakan. (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online 
Pria asal Tangerang, Banten, Muhammad Fajri yang menderita obesitas atau berat badan berlebih meninggal dunia pada Kamis, (22/6/2023). Ia meninggal dunia setelah 14 hari mendapatkan perawatan medis di Rusah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUP) Cipto Mangunkusumo sejak Jumat (9/6/2023) lalu.

 

Fajri mengalami obesitas dengan berat badan mencapai 300 kilogram. Hal itu mengharuskan Fajri dievakuasi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Bobot tubuhnya yang berat, sempat membuat petugas Damkar dan Satpol PP tidak mampu mengangkatnya. Rumah Fajri juga terpaksa dijebol dan evakuasi berhasil dilakukan setelah menggunakan alat berat forklift. 

 

Obesitas yang diderita Fajri merupakan salah satu penyakit kronis yang umum, serius, dan mahal yang dapat terjadi kepada orang dewasa maupun anak-anak.

 

Center for Disease Control and Prevention dalam tulisannya menyebutkan orang yang mengalami obesitas berisiko lebih tinggi untuk terserang penyakit serius dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal. 


Obesitas pada orang dewasa dan anak-anak dapat meningkatkan risiko kesehatan seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, penyakit jantung, diabetes tipe 2, masalah pernapasan seperti asma dan sleep apnea, masalah sendi seperti osteoartritis dan muskuloskeletal, batu empedu, serta penyakit kandung empedu.


Mendefinisikan obesitas

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dalam tulisan Epidemi Obesitas menjabarkan bahwa obesitas merupakan penumpukan lemak berlebihan akiat ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang digunakan. 


Pengukuran obesitas kerap dikaitkan dengan Indeks massa tubuh atau IMT. IMT adalah indeks sederhana dari berat badan terhadap tinggi badan yang digunakan untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa. IMT didefinisikan sebagai berat bada seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m2).


IMT memiliki korelasi positif dengan total lemak tubuh, tetapi IMT bukan merupakan satu-satunya indikator untuk mengukur obesitas. Selain IMT, metode lain untuk pengukuran antropometri/tubuh adalah dengan cara mengukur lingkar perut/lingkar pinggang. 


Penyebab obesitas dan kelebihan berat badan
Dampak metabolik dari obesitas sendiri yakni lingkar perut berada pada ukuran tertentu (pria > 90cm dan wanita >80 cm) akan berdampak pada peningkatan trigliserida dan penurunan kolesterol HDL, serta menignkatkan tekanan darah. Keadaan ini disebut dengan sindroma metabolik. Terdapat beberapa faktor penyebab obesitas meliputi faktor genetik, lingkungan, dan hormonal.


Fakto genetik
Bila salah satu orang tuanya obesitas, maka peluang anak-anak menjadi obesitas sebesar 40-50 persen. Jika kedua orang tuanya menderita obesitas maka peluang faktor keturunan menjadi 70-80 persen. 

Faktor lingkungan 

Pola makan

Jumlah asupan energi yang derlebihn menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas. Jenis makanan dengan kepadatan energi yang tinggi (tinggi lemak, gula) serta kurang serat menyebabkan ketidakseimbangan energi. 

Pola aktivitas fisik

Pola aktivitas fisik yang kurang menyebabkan energi yang dikeluarkan tidak maksimal sehingga meningkatkan resko obesitas. 

Faktor obat-obatan dan hormonal

Obat-obatan

Obat-obatan jenis steroid yang sering digunakan dalam jagnka waktu yang lama untuk terapi asma, osteoartritis dan alergi dapat menyebabkan nafsu makan yang meningkat sehingga meningkatkan resiko obesitas. 

Hormonal

Hormonal yang berperan dalam kejadian obesitas antara lain adalah hormon leptin, ghrelin, toroid, insulin, dan estrogen.


Oleh karena itu, sebagai upaya pencegahan, penting untuk dipahami prinsip pengelolaan obesitas. Prinsip ini untuk mengatur keseimbangan energi yang masuk dan energi yang perlu dikeluarkan.


Selain itu, perlu diperhatikan pula pola makan, pola aktivitas fisik, pola emosi makan, dan pola tidur atau istirahat untuk mencegah kejadian obesitas.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Kendi Setiawan