Kesehatan

Tips Hindari Kecemasan di Tengah Wabah Covid-19 dan Cacar Monyet

Ahad, 7 Agustus 2022 | 11:02 WIB

Tips Hindari Kecemasan di Tengah Wabah Covid-19 dan Cacar Monyet

Ilustrasi kecemasan. (Foto: klikdokter)

Jakarta, NU Online

Meski sempat mengalami penurunan, angka kasus Covid-19 kembali mengalami kenaikan angka kasus. Pada 5 Agustus 2022 berdasarkan data Kementerian Kesehatan ada 5.929 kasus baru dengan 12 kematian. Belum lagi penyakit cacar monyet yang muncul mulai Juli 2022, meskipun belum ada laporan angka kasus di Indonesia, potensi penyebarannya sangat mungkin terjadi.


Situasi ini menimbulkan keresahan dan kecemasan di masyarakat. Selain diimbau menerapkan protokol kesehatan, dari sisi psikologi masyarakat juga harus mampu mengendalikan rasa cemas.


Rasa cemas dalam psikologi dikenal dengan istilah anxiety. Dalam tulisan Anxiety dan Overthinking: Bagaimana Islam Memandang Hal Ini?, dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Layyinah mengungkapkan anxiety merupakan sebuah perasaan yang sering dialami dalam kehidupan sehari-hari seperti rasa cemas saat menghadapi sesuatu yang membahayakan.

 

Layyinah menyampaikan bahwa suatu kecemasan bisa menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman.


Dalam perspektif Islam, Al-Qur’an, ujar dia, membahas kecemasan yang dapat ditemukan dengan beberapa istilah di antaranya khauf, dhaiq, halu’a dan jazu’a. Kecemasan dalam Al-Qur’an dipandang sebagai sebuah manifestasi dari rasa takut yang berlebihan pada masa yang akan datang yang belum terjadi, adanya kesempitan jiwa dan gelisah atau keluh kesah.


“Cara mengatasi kecemasan dalam Islam dapat dilakukan dengan bersungguh-sungguh dalam beriman kepada Allah swt, beribadah seperti shalat, zikir, dan doa serta senantiasa berakhlak mulia,” ujarnya.


Sementara  Ahmad Rusdi, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia dalam tulisan tersebut mengemukakan bahwa dalam overthinking ada tiga hal yang mungkin terjadi. Pertama, berpikir yang tidak perlu; kedua, berpikir yang tidak tepat (tidak sesuai kenyataan); ketiga, berpikir yang terlalu banyak. Ketiganya ini merupakan pilihan bukan aspek.


Rusdi memaparkan berpikir merupakan sebuah proses yang diperlukan dalam proses kognitif dan wajar apabila sesuatu yang dipikirkan tersebut memang memiliki urgensi tertentu. Sebuah hal yang dipikirkan secara berlebihan dapat dikategorikan overthinking yang abnormalitas apabila sesuatu yang dipikirkan tersebut sebenarnya tidak diperlukan.


Sementara itu dalam tulisan Tips dan Trik Cara Mengatasi Kecemasan disebutkan kecemasan sulit untuk dihadapi, terutama jika seseorang merasa stres dalam situasi yang tidak dapat dihindari. 


“Dalam pergolakan serangan kecemasan, latih pernapasan diafragma untuk membantu Anda tenang. Letakkan satu tangan di perut Anda dan tarik napas dalam-dalam, dorong tangan Anda ke luar. Tahan napas itu selama beberapa detik, dan hembuskan perlahan. Ini membuat Anda tidak mengalami hiperventilasi dan memberi Anda sesuatu selain kepanikan Anda untuk fokus,” tulis sumber tersebut.


Selain itu, mengendalikan pikiran dapat untuk membantu seseorang mengatasi kecemasan dengan lebih baik. Banyak kecemasan disebabkan oleh pikiran yang ada dalam kepala. Pikiran negatif dapat membuat seseorang kewalahan dan menyebabkan kecemasan. Belajar bagaimana mengendalikan apa yang dipikirkan, seseorang dapat mengatasi kecemasan dengan lebih baik dan mungkin menyingkirkannya.


Pewarta: Kendi Setiawan

Editor: Fathoni Ahmad