Lingkungan

BRG Diskusikan Peran Perempuan Menjaga Lahan Gambut

Sen, 13 April 2020 | 14:30 WIB

BRG Diskusikan Peran Perempuan Menjaga Lahan Gambut

BRG memiliki dua kebijakan terkait partisipasi perempuan yaitu Desa Peduli Gambut dan Kerangka Pengaman Sosial dalam Restorasi Gambut. Kebijakan itu sudah diimpelemntasikan dengan baik di seluruh provinsi yang masuk kawasan gambut. (Foto: BRG)

Jakarta, NU Online
Bincang Online betajuk Mengapa Perempuan Penting untuk Menjaga Lahan Gambut? oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) akan digelar Selasa (14/4) besok. Diskusi daring tersebut akan dipandu Senior Advisor Eka Melisa.
 
Sebanyak lima narasumber akan dihadirkan. Kelimanya adalah Deputi Bidang Edukasi Sosialisasi Partisipasi dan Kemitraan BRG RI Myrna A Safitri, Akademisi Australian National University, Daju Resosudarmo, Akademisi Nanyang Technological University Singapore, Janice Lee, Spesial Gender Chatarina Indirastuti dan Dinamisator BRG Enik Maslahah. 
 
Kegiatan yang akan dimulai pada pukul 14.00 WIB melalui aplikasi Zoom tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April 2020 mendatang. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti kegiatan tersebut bisa bergabung dengan cara masuk aplikasi zoom, kemudian masukan id: 812491585 dan pasword 796519 atau live youtube di bit.ly/live-diskusi-perempuan-gambut. 
 
Deputi Bidang Edukasi Sosialisasi Partisipasi dan Kemitraan BRG RI Myrna A Safitri menuturkan, Bincang Online diselenggarakan BRG dan Kemitraan/Partnership untuk mendiskusikan bagaimana paradigma partisipasi perempuan dalam restorasi gambut dilaksanakan.
 
Secara khusus, lanjut dia, BRG menginginkan masyarakat terlibat menciptakan etika ekofeminisme terutama bagi perempuan yang hidup di kawasan gambut.  
 
"Kami ingin publik ikut membahas bagamana etika ekofeminisme itu menjiwai upaya pemulihan lingkungan khususnya pada ekosistem gambut," tutur Myrna, Senin (13/4). 
 
 
BRG sendiri memiliki dua kebijakan terkait partisipasi perempuan yaitu Desa Peduli Gambut dan Kerangka Pengaman Sosial dalam Restorasi Gambut. Kebijakan itu sudah diimpelemntasikan dengan baik di seluruh provinsi yang masuk kawasan gambut. 
 
Kemudian, soal keterlibatan perempuan, pihaknya telah mensyaratkan partisipasi perempuan dilaksanakan oleh pemerintah desa. Menurut Myrna, atas dasar itu pula perempuan dari segala lapisan sosial dan pendidikan harus diajak diberdayakan dalam menjaga dan merestorasi gambut. 
 
"Saat ini mereka sudah terlibat dalam perencanaan desa, Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG) dan kegiatan industri kerajinan," ucapnya. 
 
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori 
Editor: Kendi Setiawan