Nasional

AI Jadi Kompetitor, Direktur GTK Kemenag Minta Guru Ubah Mindset

Kam, 21 September 2023 | 13:30 WIB

AI Jadi Kompetitor, Direktur GTK Kemenag Minta Guru Ubah Mindset

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Ditjen Pendis Kemenag, Muhammad Zain (kedua kanan) dalam sebuah diskusi terbatas di kantornya. (Foto: Dok. FB M Zain)

Jakarta, NU Online
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan teknologi muktakhir lainnya sedang menjadi kompetitor guru dalam mendidik para muridnya. Untuk itu, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Ditjen Pendis Kemenag, Muhammad Zain, meminta kepada para guru madrasah untuk mengubah mindset.


“Penting guru melakukan perubahan mindset, dari fixed mindset menjadi growth mindset,” kata Zain saat mengisi webinar Pelatihan & Sertifikasi Kompetensi Content Creator dalam Mendukung Pembelajaran Guru Madrasah yang disiarkan melalui YouTube Pendis Channel pada Rabu (20/9/2023).


Fixed mindset sendiri merupakan sebuah pola pikir yang meyakini bahwa kecerdasan, kemampuan, dan kepribadian adalah sesuatu yang tidak bisa diubah. Sedangkan growth mindset adalah pola pikir sebaliknya.


Diceritakan Zain, ketika ia berkunjung ke perkotaan atau daerah maju, sejumlah guru menyampaikan keluhan bahwa saat ini kecerdasan buatan telah menjadi kompetitor guru.


“Pak Zain, saat ini saya bukan lagi berkompetisi dengan guru, tapi dengan AI atau robot,” ungkapnya menirukan keluhan guru.


Ia pun mengingatkan, dinamika dan tantangan yang dihadapi guru saat ini adalah adanya revolusi industri 4.0 yang sedang berjalan. Bahkan, di Jepang dan beberapa negara maju lainnya sudah beranjak pada society 5.0.


“Perubahan dahsyat era sekarang sangat luar biasa, kita mengalami disrupsi, guncangan hebat pada tatanan global, sosial, politik, bahkan pendidikan,” ujar pria asal Mandar, Sulawesi Barat, ini.


Mengingat hal itu, proses pembelajaran perlu beradaptasi dan responsif dengan perubahan zaman tersebut. Para guru juga perlu melakukan adaptasi dengan teknologi dan melakukan upgrading keilmuan.


“Saya pikir kita harus melakukan suatu lompatan-lompatan untuk merespons zaman ini,” tutur Zain kepada ratusan guru yang hadir secara virtual.


Dijelaskannya, anak didik saat ini adalah kelompok milenial bahkan masih generasi alfa yang 'friendly' dengan gadget. Ini artinya, diperlukan content creator dari kalangan guru agar mampu menyuguhkan konten pembelajaran untuk kepentingan pendidikan anak.


“Sumber atau referensi hari ini tidak hanya buku hardcopy saja. Tetapi, anak-anak mengambil ilmu pengetahuan atau informasi itu dari Facebook, Instagram, bahkan dari TikTok,” terangnya.


Untuk itu, Zain mengajak sekaligus mendorong kepada para guru madrasah agar bisa memanfaatkan teknologi dan melakukan terobosan dalam melakukan proses kegiatan belajar mengajar.